Banyak Uang Palsu Beredar Jelang Lebaran, Simak Tips Ini Biar Tak Tertipu!

Pentingnya bagi masyarakat untuk mengetahui cara membedakan uang asli dan palsu serta langkah- langkah melaporkannya untuk mengamankan finansial.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Apr 2024, 04:00 WIB
Petugas merapikan uang palsu saat rilis pengungkap penyebaran uang palsu di Gedung Lobby Bareskrime Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/9/2021). Bareskrim Polri mengungkap kasus tindak pidana pemalsuan uang dan peredaran uang palsu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR) sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia pada Hari Raya Idul Fitri. Perayaan hari kemenangan dengan disertai bagi-bagi THR ini mengundang kegembiraan bagi banyak orang. Namun, di balik euforia tersebut, ada risiko yang sering terlupakan yaitu peredaran uang palsu.

Nawakara sebagai salah satu perusahaan keamanan terkemuka, melalui anak perusahaannya Nawakara Arta Kencana berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat yang tak hanya fokus pada aspek keamanan fisik, pengamanan informasi hingga transaksi finansial juga penting.

CEO Nawakara Arta Kencana Iman Sujudi menjelaskan, sangat penting untuk menjaga transaksi keuangan dan waspada beredarnya uang palsu menjelang Lebaran. Menurutnya, kejahatan ekonomi ini cenderung meningkat saat banyak transaksi keuangan terjadi, termasuk saat pembagian THR.

"Dengan meningkatnya transaksi keuangan selama momen berbagi kebahagiaan ini, kita dapat mencegah kerugian ekonomi dan bertanggung jawab atas keamanan finansial kita hingga orang-orang di sekitar kita. Kerja sama dengan Bank Indonesia dan aparat keamanan menjadi bagian penting dalam strategi Nawakara Arta Kencana untuk menanggulangi masalah uang palsu, terutama menjelang Lebaran." jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/4/2024).

Iman menambahkan pentingnya bagi masyarakat untuk mengetahui cara membedakan uang asli dan palsu serta langkah- langkah melaporkannya untuk mengamankan finansial kita. Sebagai bentuk antisipasi, Nawakara menghimbau saat mendapatkan uang dalam bentuk cash masyarakat dapat melakukan hal-hal tersebut, antara lain:

 

2 dari 4 halaman

Metode 3D

Petugas merapikan uang palsu saat rilis pengungkap penyebaran uang palsu di Gedung Lobby Bareskrime Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/9/2021). Bareskrim Polri mengungkap kasus tindak pidana pemalsuan uang dan peredaran uang palsu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bank Indonesia telah menetapkan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang) sebagai strategi utama untuk memverifikasi keaslian uang Rupiah yang mendetail. Saat dilihat, ciri-ciri visual seperti warna yang cerah dan detail yang tajam, termasuk watermark dan hologram, membantu membedakan uang asli dari yang palsu.

Apabila diraba, tekstur kertas uang asli memiliki karakteristik unik karena menggunakan bahan khusus yang tidak umum, memberikan sensasi khas saat disentuh yang berbeda dari kertas biasa.

Lebih lanjut, diterawang menggunakan cahaya memperlihatkan fitur keamanan internal seperti benang pengaman dan cetakan khusus yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa pencahayaan yang tepat.

Selain itu, penting juga untuk memeriksa nomor seri dan detail lainnya pada uang. Pemalsu sering kali mengabaikan atau tidak mampu mereplikasi detail-detail halus ini dengan akurat.

Dengan fokus pada ciri-ciri tersebut, masyarakat dapat secara signifikan mengurangi risiko tertipu oleh uang palsu, memastikan keamanan finansial mereka dalam transaksi sehari-hari.

 

3 dari 4 halaman

Tukarkan di tempat resmi

Petugas merapikan uang palsu saat rilis di Gedung Lobby Bareskrime Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/9/2021). Pemalsuan dan peredaran uang palsu dilakukan sejak Agustus-September 2021 sebanyak 20 orang diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Untuk mengamankan THR dari risiko uang palsu saat Lebaran, langkah penting yang perlu dilakukan adalah menukarkan uang hanya di tempat yang resmi dan terverifikasi seperti Bank.

"Institusi seperti Bank memiliki sistem deteksi uang palsu yang canggih, dan menawarkan jaminan lebih tinggi terhadap keaslian uang yang diterima.” kata Iman.

“Di Nawakara Arta Kencana sendiri, uang tunai menjadi barang yang sangat berharga. Karena itu, melalui layanan Cash & Valuables in Transit Services, Nawakara Arta Kencana senantiasa melakukan pengambilan dan pengiriman uang tunai lewat armada yang dilengkapi pengawalan bersenjata. Dengan begitu, uang akan tetap terjaga dengan baik,” tambah dia. 

 

4 dari 4 halaman

Jangan lupa untuk lapor ke pihak berwajib

Uang palsu ditunjukkan sebelum dimusnahkan di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (26/2/2020). Bank Indonesia memusnahkan 50.087 lembar uang Rupiah palsu hasil temuan dari proses pengolahan uang dan klarifikasi masyarakat selama rentang waktu 2017-Januari 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menemukan atau menerima uang palsu bukan hanya situasi yang tidak menyenangkan, tetapi juga berpotensi merugikan. Untuk itu, sangat penting untuk segera melaporkan temuan tersebut kepada otoritas yang berwenang, seperti Bank Indonesia atau kantor kepolisian terdekat.

Bank Indonesia dan kepolisian memiliki protokol khusus untuk menangani laporan tentang uang palsu, yang tidak hanya bertujuan melindungi masyarakat dari kerugian finansial tetapi juga memastikan bahwa pelaku di balik peredaran uang palsu tersebut dapat diidentifikasi dan ditindak.

Dengan demikian, setiap laporan yang masuk menjadi bagian dari basis data yang lebih besar, yang membantu dalam analisis dan strategi pencegahan ke depan.

Saat melaporkan, Anda akan diminta untuk memberikan informasi detail tentang uang palsu yang ditemukan, termasuk mencantumkan nominal, seri uang, dan bagaimana Anda memperolehnya.

Informasi ini sangat krusial karena dapat membantu dalam investigasi dan akhirnya menemukan sumber peredaran uang palsu tersebut. Laporan ini akan membantu bank untuk meningkatkan sistem keamanan dan mencegah peredaran uang palsu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya