Pasang RFID Rp 800 Miliar, BBM Bisa Dihemat Rp 20,9 Triliun

Gembar-gembor realisasi sistem monitoring dan pengendalian bahan bakar minyak akhirnya terjawab sudah. Alat Radio Frequency Identification (RFID) yang dijanjikan bakal terpasang mulai April ini.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Apr 2013, 18:13 WIB
Gembar-gembor realisasi sistem monitoring dan pengendalian bahan bakar minyak (SMP BBM) akhirnya terjawab sudah. Alat Radio Frequency Identification (RFID) yang dijanjikan bakal terpasang mulai April ini diklaim mampu menghemat uang negara hingga puluhan triliun rupiah.

"Penghematan nilai subsidi BBM setiap tahun mencapai Rp 20,9 triliun dengan catatan penerapan SMP BBM dan program pengaturan BBM PSO dapat berjalan efektif," ungkap Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Hanung Budya, di Jakarta, Senin (8/4/2013).

Keuntungan lainnya, kata dia, antara lain, RFID Reader dapat merekam data transaksi secara otomatis pada saat pengisian. Sementara smart card dapat menyimpan identitas kendaraan dan kuota BBM secara aman. Di samping itu, RFID tag melekat secara permanen pada kendaraan sehingga tidak dapat dipindahtangankan, serta keuntungan lainnya.

Sebelumnya, Hanung bilang, sistem RFID pernah diimplementasikan di daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah terutama untuk kendaraan di kawasan pertambangan mineral dan batu bara di September-Oktober lalu.

"Biasanya mobil-mobil pertambangan biasanya dapat mengisi BBM bersubsidi hingga 500 liter per hari. Tapi karena ada SMP BBM, pada Januari ini kebutuhan itu bisa dihilangkan sebab kami punya data-data lengkap bahwa mobil pertambangan memang dilarang pakai BBM subsidi. Kalau melanggar dan masih ada penyimpangan akan dikenakan sanksi pidana," tegas dia.

Dia mengaku, pihaknya menyiapkan anggaran sekitar Rp 800 miliar per tahun sebagai investasi implementasi SMP BBM di seluruh wilayah Indonesia. (Fik/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya