Jawab TKN Soal Megawati Gelisah, Ini Kata FX Hadi Rudyatmo

FX Hadi Rudyatmo mengungkit kembali sikap Megawati Soekarnoputri yang memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk maju dalam Pilpers 2014 dan 2019.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 29 Nov 2023, 18:14 WIB
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo usai meresmikan Pasar Sidodai, Solo, Jumat (7/2).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri. Dia menyebut, pernyataan soal penguasa saat ini bertindak seperti Orde Baru bukanlah bentuk kegelisahan.

"Bukan kegelisahan. Bu Mega itu kan pengalaman mulai kecil sampai dengan hari ini belum sejahtera lahir batin loh. Saya ini sebagai kader PDI perjuangan hanya ingin menyejahterakan batinnya ibu aja belum kesampaian," kata dia saat konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2023).

FX Hadi kemudian mengungkit kembali sikap Megawati Soekarnoputri yang memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk maju dalam Pilpers 2014 dan 2019. Padahal, Ketumya itu bisa mendaftarkan dirinya sendiri sebagai capres.

"2014 punya kesempatan dia maju sendiri diberikan ke Pak Joko Widodo, 2019 sama diberikan kepada Pak Joko Widodo," ujar dia.

Menurut dia, rakyat sebetulnya bisa menilai sendiri. Apalagi, kata dia sekarang sudah mau menamakan dinasti dan sebagainya.

FX Hadi mengutip kembali pernyataan Jokowi. Menurut dia, ada maksud di balik ucapan itu. Adapun, ucapan itu terkait 'setelah saya nanti Pak Prabowo'.

"Itu loh sebetulnya yang nggak bener, karena kita itu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang namanya pemilihan umum kalau sudah ngomong seperti itu namanya penguasa kepala negara, kepala pemerintahan panglima tertinggi itu yang mesti dipahami oleh masyarakat Indonesia," ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

TKN Komentari Megawati

Sebelumnya, Sekretaris TKN Nusron Wahid mengomentari pernyataan Megawati soal penguasa saat ini bertindak seperti Orde Baru dinilai sebagai kegelisahan partai pengusung yang gagal menjadikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai petugas partai politik. Terlebih, Jokowi diusung oleh PDIP sejak menjadi Wali Kota Solo hingga presiden dua periode.

"Statement yang disampaikan Bu Mega itu adalah statemen kegelisahan sebagai orang tua, kegelisahan sebagai partai pengusung yang kebetulan sebetulnya berharap supaya Pak Jokowi itu dijadikan alat partai politik dan petugas partai politik tertentu. Tetapi Pak Jokowi lebih memilih menjadi petugas negara dan petugas rakyat daripada menjadi petugas partai politik," ujar Sekretaris TKN Nusron Wahid di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).

Infografis 7 Perintah Megawati untuk Kader Jelang HUT ke-50 PDIP. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya