Didi Mahardhika Menjawab Kritik Terhadap Kunjungan Gibran Rakabuming Raka ke Tapanuli

Didi Mahardhika yang juga Wasekjen Partai Gerindra, memberikan tanggapan terhadap komentar dari Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat.

oleh Aditia Saputra diperbarui 20 Nov 2023, 16:06 WIB
Didi Mahardhika (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Dalam konteks kunjungan Gibran Rakabuming Raka ke Tapanuli, Sumatera Utara, Didi Mahardhika, Wasekjen Partai Gerindra, memberikan tanggapan terhadap komentar dari Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat. Dia merasa bahwa apa yang dikatakan Djarot kepada media sudah melampaui batas yang sewajarnya.

Menurut Didi, komentar tersebut terasa sangat tendensius dan membawa aroma fitnah.

"Pernyataan saudara Djarot Saiful Hidayat sangat tendensius dan berbau fitnah. Ia menyatakan telah terjadi rekayasa konstitusi dan nepotisme yang terbuka untuk menjaga kekuasaan. Tuduhan semacam itu dapat sangat menyakiti hati rakyat dan berpotensi memecah persatuan bangsa yang telah dibangun dan diperjuangkan oleh para pendiri negara," ujar Didi Mahardhika dalam wawancara dengan wartawan pada Minggu (19/11/2023).

 

2 dari 4 halaman

Tak Khawatir

Didi Mahardhika (Istimewa)

Sebelumnya, dalam pernyataannya kepada media, Djarot menegaskan bahwa dirinya tidak khawatir jika pendukung PDIP terbagi antara mendukung Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud, karena kehadiran Gibran di Tapanuli, yang disebutnya sebagai 'kandang banteng'.

"Rakyat Tapanuli, saya yakin, sangat memperhatikan dinamika politik nasional, baik melalui media utama maupun media sosial. Terutama dalam hal bagaimana konstitusi diatur ulang dan pelanggaran etika yang menyebabkan pamannya Gibran dipecat dari jabatan Ketua MK," ujar Djarot kepada awak media.

Selain itu, Djarot juga menyindir pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo.

"Rakyat juga memahami praktik nepotisme yang dilakukan secara terang-terangan demi mempertahankan kekuasaan," tambah Djarot.

 

3 dari 4 halaman

Membingungkan

Didi Mahardhika (Istimewa)

Didi Mahardhika, yang juga menjabat sebagai Wasekjen Partai Gerindra, menilai pernyataan Djarot sebagai sindiran yang membingungkan dan mengalihkan perhatian.

"Ketakutan akan kekalahan kandidat dalam kontestasi Pilpres seharusnya tidak mendorong pendukungnya untuk menggunakan segala cara dengan membangun narasi yang membingungkan dan merusak persatuan bangsa. Serangan terhadap calon presiden atau wakil presiden lawan memang wajar dalam proses demokrasi Pilpres, namun tidak boleh mengorbankan kejujuran dan jati diri kita sebagai bangsa yang beradab," tegas Didi Mahardhika.

 

4 dari 4 halaman

Pemilu Damai

Meskipun memberikan respons tegas terhadap pernyataan Djarot, Didi berharap bahwa dinamika politik saat ini dapat dihadapi dengan memastikan terwujudnya Pemilu dan Pilpres yang damai.

"Kita harus tetap mempertahankan dan menegakkan nilai-nilai persatuan dan toleransi dalam menghadapi dinamika politik yang ada," tutup Didi Mahardhika.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya