Impor Benang Kapas Melonjak, KPPI Lakukan Penyelidikan Safeguards

Penyelidikan Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguards Measures) terhadap lonjakan jumlah impor barang berupa benang kapas didasarkan pada permohonan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) yang mewakili industri penghasil benang di dalam negeri.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 28 Okt 2023, 11:20 WIB
Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) memulai Penyelidikan Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguards Measures) terhadap lonjakan jumlah impor barang berupa benang kapas. (Ilustrasi benang jahit | pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta - Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) memulai Penyelidikan Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguards Measures) terhadap lonjakan jumlah impor barang berupa benang kapas. Penyelidikan oleh Kementerian Perdagangan ini dilakukan mulai Jumat 27 Oktober 2023 setelah mendapat permohonan dari  Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)

Penyelidikan impor benang kapas tersebut mencakup 27 nomor Harmonized System (HS) 8 digit yaitu 5204.11.10, 5204.19.00, 5204.20.00, 5205.11.00, 5205.12.00, 5205.21.00, 5205.22.00, 5205.24.00, 5205.26.00, 5205.32.00, 5205.41.00, 5205.42.00, 5205.43.00, 5205.47.00, 5205.48.00, 5206.11.00, 5206.12.00, 5206.14.00, 5206.21.00, 5206.23.00, 5206.24.00, 5206.25.00, 5206.31.00, 5206.32.00, 5206.33.00, 5206.42.00, dan 5206.45.00 berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTK) tahun 2022.

Plt. Ketua KPPI Nugraheni Prasetya Hastuti mengungkapkan, penyelidikan tersebut didasarkan pada permohonan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) yang mewakili industri penghasil benang di dalam negeri. KPPI menerima permohonan dari API tersebut pada 18 September 2023.

“Dari bukti awal permohonan yang diajukan oleh API, KPPI menemukan adanya lonjakan jumlah impor barang benang kapas. Selain itu, terdapat indikasi awal mengenai adanya kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami oleh industri dalam negeri," jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/10/2023).

"Indikator tersebut antara lain menurunnya volume produksi, penjualan domestik, kapasitas terpakai, keuntungan, berkurangnya jumlah tenaga kerja; serta menurunnya pangsa pasar industri dalam negeri di pasar domestik,” tambah Nugraheni.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam empat tahun terakhir (2019—2022), terjadi peningkatan jumlah impor barang benang kapas dengan tren sebesar 29,79 persen. Pada 2019 jumlah impornya sebesar 14.843 ton. Pada 2020 sebesar 12.588 ton. Kemudian pada 2021 naik 65,82 persen menjadi 20.873 ton. Selanjutnya, pada 2022 naik 43,28 persen menjadi 29.908 ton.

Negara asal impor barang benang kapas yaitu dari Vietnam sebesar 45,65 persen, Republik Rakyat Tiongkok (27,80 persen), India (8,20 persen), Turki (7,36 persen), Pakistan (3,89 persen), Thailand (3,53 persen), dan negara lainnya sebesar (3,57 persen).

KPPI mengundang semua pihak yang berkepentingan untuk mendaftar sebagai Pihak Yang Berkepentingan selambat-lambatnya 15 hari sejak tanggal pengumuman.

2 dari 3 halaman

Ganjar Pranowo Lepas Ekspor 400 Ton Benang Senilai Rp 14,9 Miliar ke India dan Brasil

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas ekspor sekitar 400 ton benang ke India dan Brasil di kompleks pabrik PT Duniatex Group, Demak, Selasa (18/7/2023).

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo melepas ekspor 400 ton benang produksi PT Duniatex Group di kompleks pabrik PT Duniatex Group, Demak, Selasa (18/7/2023). Ratusan ton benang ini akan dikirim ke ke India dan Brasil.

Ganjar Pranowo mengatakan, pelepasan ekspor ini menjadi tanda bahwa sektor perdagangan kembali bangkit pascapandemi Covid-19. Pelepasan ekspor ini diharapkan memicu pabrik lain untuk terus mencari pasar ekspor baru.

Dalam ekspor kali ini diangkut oleh 17 kontainer dengan total sekitar 400 ton benang. Nilai ekspor ini kurang lebih USD 1 juta atau sekitar Rp 14,9 miliar.

“Artinya, perdagangan mulai bagus, pabrik-pabrik mulai hidup kembali dan sekarang ekspor sudah mulai berjalan, tentu banyak sektor lain yang seperti ini,” katanya pada Selasa (18/7/2023).

Gubernur Jateng dua periode itu mengaku bangga dengan kegiatan ekspor yang dilakukan. Hal ini membuktikan keberhasilan industri bidang tekstil yang bisa bertahan usai badai Pandemi Covid-19.

“Industri tekstil ini tidak gampang untuk bisa survive hari ini, maka Duniatex mencoba menunjukkan kapasitas dirinya sebagai sebuah perusahaan yang profesional untuk tetap bisa survive,” ucapnya.

3 dari 3 halaman

Jaga Hubungan Baik dengan Buruh

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas ekspor sekitar 400 ton benang ke India dan Brasil di kompleks pabrik PT Duniatex Group, Demak, Selasa (18/7/2023).

Oleh karenanya, Ganjar mendorong agar para pelaku industri tekstil terus berupaya meningkatkan ekspor, sambil membuka pasar baru di negara-negara besar lainnya.

“Maka saya ingatkan tadi untuk bisa mencari pasar-pasar baru apakah ini benang, apakah besok kain atau produk-produk jadi yang lain dan tentu saja penting hubungannya untuk menjaga ketahanan dari perusahaan itu sendiri,” ujarnya.

Ganjar juga berpesan kepada pelaku industri agar menjaga hubungan baik dengan buruh. Sehingga kondisi yang tidak gampang ini dapat dilalui bersama-sama.

“Nanti kalau pas ekonominya kembali pulih juga dinikmati bersama-sama. Sehingga susah dinikmati bareng, pada saat baik ya dinikmati bareng. Jadi kami harapkan ini bagian dari semangat untuk bisa bangkit kembali dalam sisi ekonomi,” tegas Ganjar Pranowo. 

Infografis Indonesia Kirim Balik Sampah Impor (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya