Festival Kebudayaan Yogyakarta Kembali Digelar, Waduk Sermo Kulonprogo Jadi Lokasinya

Dalam sejarah, Mataram pernah menjadi food estate yang mampu mensejahterakan masyarakatnya. Hal ini berarti ketahanan pangan telah menjadi fokus, bahkan sejak dulu. Karenanya, ketahanan pangan menjadi tema besar dalam penyelenggaraan FKY 2023.

oleh Yanuar H diperbarui 14 Sep 2023, 23:00 WIB
Sejumlah peserta mengikuti pawai pembukaan Festifal Kesenian Yogyakarta (FKY) 2016 di Jalan Malioboro, Yogyakarta (23/8). Kegiatan budaya tersebut di akan digelar di Taman Kuliner Condongcatur, Sleman. (Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Ketua Panitia Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 Basundara Murba Anggana mengatakan bahwa, Waduk Sermo Kulonprogo menjadi tempat pelaksanaan FKY tahun ini mulai 24 September-15 Oktober 2023. FKY 2023 merupakan festival yang memperantarai, mengakomodasi, mencatat dan merayakan keberadaan berbagai subjek, gerak, maupun hasil kebudayaan yang pernah/sedang berdenyut di DIY.

“FKY pada tahun ini juga menjadi langkah awal dari upaya rebranding FKY menjadi event induk dari perhelatan kesenian dan kebudayaan yang ada di DIY. Harapannya melalui FKY 2023, kesadaran masyarakat terkait isu ketahanan pangan bisa terus tumbuh sehingga akan menciptakan berbagai kemungkinan-kemungkinan baru secara kultural, untuk mencapai kedaulatan atas persoalan pangan yang akan terus bergulir,” paparnya di Lobi Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (12/9/ 2023).

Sementara itu Budayawan DIY, Butet Kartaredjasa mengatakan tahun ini akan dilakukan upaya rebranding terhadap FKY. Butet menginginkan edukasi kepada masyarakat secara nasional terkait makna sebenarnya dari kebudayaan selama ini mengalami penyempitan hanya pada unsur kesenian, bahkan terfokus yang hanya bersifat hiburan saja.

“Melalui FKY 2023, kami berharap bisa mengkomunikasikan dengan baik, bahwa kebudayaan itu bukan hanya seni. Kita dari Jogja yang istimewa ini bisa mengubah cara pandang akan kebudayaan secara luas, bahkan secara politis harapannya juga berubah, sehingga anggaran pemerintah pusat maupun daerah untuk kebudayaan bisa ikut berubah,” imbuhnya.

Butet menuturkan, kebudayaan memiliki makna inti memuliakan kehidupan, sehingga semua aktivitas masyarakat dalam hidupnya merupakan bagian dari kebudayaan. Sektor kebudayaan pun beragam, termasuk persoalan ketahanan pangan dan segala kreativitas manusia demi hidup yang lebih baik.

“Semua temuan baru merupakan kebudayaan yang layak diakomodasi oleh FKY. Dan kami juga menginginkan FKY bisa menjadi magnet di level nasional, bahkan internasional. Karenanya penampil-penampil di FKY 2023 juga kami suguhkan yang berstandar nasional dan internasional,” imbuhnya.

Sedangkan Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengatakan, melalui tema Kembul Mumbul, FKY 2023 ia mengajak semua pihak untuk merasakan kebersamaan, saling toleransi dan kesepadanan. Tema Kembul Mumbul, dalam konteks kultur Jawa, kembulan merupakan sebuah peristiwa kolektif, yang ditandai dengan aktivitas memakan nasi dan berbagai macam lauk pauk di satu media saji yang sama.

“Kembul Mumbul tidak semata-mata menjadikan FKY 2023 sebagai peristiwa selebrasi. Kami mengajak semua untuk mengupayakan berbagai pertemuan, sekaligus merenungkan beragam persoalan ketahanan pangan yang sama-sama kita alami. Hari-hari ini pangan telah menjadi persoalan kolektif yang menguji solidaritas antar warga ketika terjadi bencana dan krisis di suatu tempat,” paparnya.

Beny menjelaskan, Inti dari kembulan adalah rasa saling berbagi kenikmatan untuk mengucap syukur terhadap berbagai usaha dan berkat yang telah dirasakan dari peristiwa sehari-hari. Sedangkan mumbul merupakan upaya melambungkan sesuatu hal yang dianggap penting untuk menarik perhatian dari warga atau orang-orang di sekitarnya.

“Untuk itu, penyelenggaraan FKY 2023 diharapkan mampu menjadi penghubung yang memperantarai, mengakomodasi, mencatat, memberdayakan, dan merayakan keberadaan berbagai subjek, gerak, maupun hasil kebudayaan yang lahir dan tumbuh di DIY. Semoga penyelenggaraan FKY 2023 dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan,” paparnya.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, penyelenggaraan FKY 2023 menginterpretasi kembali makna kebudayaan. Untuk itu konteks kebudayaan akan semakin diperkuat karena kebudayaan adalah peradaban. Ke depan, FKY akan mengacu pada objek kebudayaan.

FKY 2023 sebagai permulaan atau pemanasan. FKY tahun ini sebagai rebranding mencoba memaknai semua kehidupan manusia yang menggambarkan kebudayaan. Kebudayaan itu hidup, kehidupan dan penghidupan. Dan melalui FKY, jadi salah satu upaya menjawab isu strategi di DIY, karena kebudayaan melingkupi berbagai hal di kehidupan masyarakat,” pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya