Dukung Langkah Jokowi dan Bahlil, DPR Ingatkan IMF Tak Bisa Tekan Indonesia

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) meminta Indonesia untuk mempertimbangkan penghapusan secara bertahap kebijakan larangan ekspor bijih nikel. Hal tersebut pun telah ditolak mentah-mentah oleh Presiden Jokowi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Jul 2023, 18:25 WIB
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja bersama di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022). Rapat kerja antara Komisi VI DPR, Kementerian BUMN, dan Kementerian Investasi tersebut membahas kinerja keuangan BUMN yang terdampak utang luar negeri serta perkembangan investasi di Indonesia pada 2021 dan 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) meminta Indonesia untuk mempertimbangkan penghapusan secara bertahap kebijakan larangan ekspor bijih nikel. Hal tersebut pun telah ditolak mentah-mentah oleh Presiden Jokowi.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Terkait hal tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtaruddin mendukung langkah Presiden Jokowi dan Menteri Bahlil. Menurut dia, IMF tak bisa asal tekan, terlebih kepada Indonesia.

"IMF tidak bisa dong menekan orang dari sisi itunya, dan kita sudah tidak ketergantungan lagi sama IMF, tidak boleh juga mendikte kita sejauh itu. Kita harus berani melawan," kata dia, Selasa (11/7/2023).

Menurut Mukhtaruddin, arahan Presiden Jokowi agar kedaulatan bangsa ini tetap dijaga dan dipertahankan harus dilakukan oleh semua kementerian, bukan hanya pada Kementerian Investasi.

Hal tersebut, kata politisi Partai Golkar ini agar Uni Eropa dan IMF tidak semena-mena terhadap bangsa yang merdeka, khususnya Indonesia.

"Semua stakeholder harus satu persepsi, satu visi, satu langkah bersama pemerintah untuk melawan imperialisme regulasi yang dilakukan oleh negara-negara seperti WTO atau Uni Eropa dan IMF pada negara kita, enggak bisa," jelas dia.

"Kita harus memperbaiki pengiriman ekspor kita, salah satunya peningkatan hilirisasi, dengan demikian investasi masuk, lapangan kerja terbuka kemudian pendapatan negara juga akan meningkat, nilai tambah dari hilirisasi," tambahnya.

 

2 dari 2 halaman

Pernyataan Bahlil

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) meminta Indonesia untuk mempertimbangkan penghapusan secara bertahap kebijakan larangan ekspor bijih nikel. Hal tersebut pun telah ditolak mentah-mentah oleh Presiden Jokowi.

Ini sebagaimana diungkapkan Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

"Kemarin IMF mencoba mengeluarkan rilisnya, dia mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bagus. Kemudian neraca perdagangannya bagus, inflasinya bagus," kata dia dikutip dari Youtube Festival Gen Z 2023, Senin (10/7/2023).

"Tetapi dia merekomendasikan agar kalau bisa pemerintah indonesia mempertimbangkan secara bertahap untuk melarang bahan baku, maksudnya apa?," lanjut Bahlil.

Namun, Bahlil menegaskan jika Presiden Jokowi telah memerintahnya untuk tegas melawan siapapun yang mencoba untuk mengganggu kedaulatan Indonesia, termasuk dalam hal kebijakan hilirisasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya