Menkeu Sebut Realisasi Utang Semester 1 2023 Menurun

Keseimbangan primer menunjukkan kondisi terbaik dalam 4 tahun terakhir yakni 2019 hingga 2023.

oleh Nurmayanti diperbarui 10 Jul 2023, 17:29 WIB
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembiayaan utang pada semester I 2023 untuk Surat Berharga Negara (SBN) neto mengalami penurunan sebesar Rp 157,9 triliun atau 15,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 Rp 182,6 triliun.

Dia menjelaskan untuk jumlah defisit dan kesimbangan primer yang surplus memberikan kontribusi bagi Indonesia untuk menurunkan penerbitan SBN yang mencapai Rp 152,3 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

"Jadi ini menggambarkan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) konsolidasi dan kesehatannya mengalami tren yang sangat baik," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) Banggar DPR RI, Jakarta, Senin (10/7).

Keseimbangan primer menunjukkan kondisi terbaik dalam 4 tahun terakhir yakni 2019 hingga 2023. Realisasi pembiayaan utang semester I menurun ini selaras dengan strategi backloading untuk menjaga efisiensi biaya utang.

Oleh karena itu pemerintah senantiasa mengupayakan kombinasi sumber pembiayaan dalam rangka memenuhi target pembiayaan anggaran yang efisien dengan tetap mempertimbangkan risiko.

Disisi lain, pembiayaan untuk investasi sudah terealisasi sebesar Rp 33,4 pada semester I, terutama untuk berbagai investasi yang memang merupakan prioritas nasional mulai dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) 10 triliun, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Rp 15 triliun, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Rp 12 triliun dan Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI) 2 triliun.

"Kita juga mendanakan penerimaan kembali investasi dari penerimaan ip non permanen PEN Rp 4 triliun dan pinjaman daerah 1,5 triliun dan dana bergulir BLU BPJT Rp 0,1 triliun," jelas dia.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya