Jokowi ke Relawan: Berbeda Dukungan Tidak Apa-Apa, tapi Jangan Berantem

Jokowi menekankan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga perbedaan dukungan tidak dipersoalkan.

oleh Muhammad AliLizsa Egeham diperbarui 19 Jun 2023, 10:20 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam acara temu relawan Galang Kemajuan dan Keberlanjutan (GK) Center di Balai Sarwono Jakarta Selatan. (Foto:Liputan6/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta relawannya tidak pecah dan tetap kompak, menjelang Pemilu 2024. Jokowi mengatakan perbedaan pilihan politik adalah hal biasa, asal jangan sampai memunculkan pertikaian dan perpecahan.

"Saya titip, yang namanya dalam organisasi, perbedaan itu biasa. Saya tahu di Bara JP ini ada perbedaan-perbedaan. Saya ngerti 100 persen. Berbeda itu enggak apa-apa, tapi jangan sampai berantem yang menyebabkan perpecahan, jangan," jelas Jokowi dalam Rakernas Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) di Hotel Salak Bogor, Jawa Barat, Minggu, 18 Juni 2023.

Dia mengingatkan, perbedaan dukungan tak boleh menyebabkan perpecahan antara relawan. Jokowi menekankan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga perbedaan dukungan tidak dipersoalkan.

"Saya perlu ingatkan, kita ini kawan sejak awal loh. Saudara-saudara juga kawan semua sejak awal," ujarnya.

"Jangan soal dukung-mendukung, menjadi perpecahan, jangan. Kalau berbeda enggak apa-apa, ini alam demokrasi enggak apa-apa," kata Jokowi.

Jokowi tak mau perbedaan pilihan justru membuat para relawannya menjadi terpecah. Menurut dia, para relawan bebas menentukan pilihannya.

"Perbedaan itu tidak apa-apa, tapi jangan menyebabkan perpecahan, apalagi nanti terjadi benturan besar, jangan, ini saling kenal semua kok gitu. Mau dukung sana, sini, itu demokrasi, enggak masalah. Tapi jangan sampai sekali lagi, jangan sampai menyebabkan perpecahan, titipan saya itu aja," tutur Jokowi.

 

2 dari 2 halaman

Jokowi Sebut Kondisi Dunia Masih dalam Ketidakpastian

Di sisi lain, dia mengingatkan para relawan untuk tidak salah dalam memilih pemimpin. Pasalnya, kata dia, kondisi dunia saat ini masih dalam ketidakpastiaan.

Bahkan, kata dia, para ahli dan pakar memprediksi ketidakpastiaan ini masih akan terjadi hingga 10 tahun kedepan. Tak hanya itu, krisis keuangan dan krisis pangan juga akan makin mengerikan sehingga banyak negara yang penduduknya kelaparan karena harga kebutuhan pokok naik.

"Oleh sebab itu, jangan salah memilih pemimpin karena keadaan dunia tidak normal. Geopolitiknya karena perang, juga geoekonominya bergeser," pungkas Jokowi.

Infografis 3 Capres Teratas Hasil Musra Relawan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya