Mengenang Dio dan Rizky, Bonek dan Jakmania yang Bersahabat hingga Maut Menjemput

Pertandingan el-Clasico antara Persebaya Surabaya melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Joko Samudro Gresik, pada Rabu 5 April 2023, mengusik kenangan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada dua sosok suporter kedua tim, yakni Dio Alif dan Rizky Febrianto.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 06 Apr 2023, 20:04 WIB
Dio dan Rizki, bonek dan Jakmania yang bersahabat hingga maut menjemput karena kecelakaan. (Istimewa/IG ericahyadi)

Liputan6.com, Surabaya - Pertandingan el-Clasico antara Persebaya Surabaya melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Joko Samudro Gresik, pada Rabu 5 April 2023, mengusik kenangan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada dua sosok suporter kedua tim, yakni Dio Alif dan Rizky Febrianto.

Eri menyatakan, seandainya Dio Alif dan Rizky Febrianto masih ada, mungkin mereka akan duduk bersebelahan di tribun dan saling ledek saat pemain Persebaya atau Persija sukses saling bobol gawang. Mereka kemudian bersalaman saat wasit meniupkan peluit akhir pertandingan.

"Mereka sudah tiada. Dio adalah Bonek, dan Rizky adalah The Jakmania. Persahabatan mereka abadi dan dipersatukan maut. Keduanya meninggal dunia karena tabrak lari di Jalan Ngagel, Surabaya, 21 Mei 2018. Kematian mereka memunculkan duka bagi keluarga dan kalangan dua kelompok suporter," ujar Eri Cahyadi dikutip dari akun Instagramnya, Kamis (6/4/2023).

Dio dan Rizky masih berumur belasan tahun. Masa depan mereka masih panjang. Namun, mereka berhasil menunjukkan apa yang dirasa tak mungkin oleh sebagian orang: persahabatan dua suporter yang saling berseberangan.

"Dio dan Rizky menunjukkan bahwa sepak bola bukan pemisah, klub idola bukan pembeda yang membuat kita bertengkar. Makna kemanusiaan melebihi warna jersey, dan pertemanan melampaui angka di papan skor," ujarnya.

Tidak ada Dio, tidak Ada Rizky di Gelora Joko Samudra Gresik saat ini. Namun sejarah akan mencatat apa yang sudah mereka awali. Tanggal 5 April akan dicatat sebagai "Hari Kembalinya Saudara yang Lama Tak Berjumpa".

"Sesungguhnya Jakarta dan Surabaya adalah saudara seperjuangan. Persebaya dan Persija didirikan masing-masing pada 1927 dan 1928 dengan motif perlawanan terhadap penjajah, yang kemudian melandasi semangat suporter kedua klub," ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Lelah Bertengkar

Eri Cahyadi saat lesehan acara Forum Sambat Warga di Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).

Hari ini akan menjadi hari bersejarah bagi sepak bola Indonesia. Bukan hanya karena ini pertandingan yang pantas disebut “El Clasico” lantaran mempertemukan Persebaya melawan Persija sebagai representasi dua kiblat sepak bola Indonesia.

Tetapi juga karena di luar lapangan kita berikhtiar mencatat sejarah baru: semangat persahabatan telah tumbuh di antara Bonek dan The Jak. Semalam, Bonek mengawal rombongan Persija. Bonek juga menyambut The Jak dengan hangat.

"Kita sudah lelah bertengkar. Kita berharap apapun yang terjadi dalam pertandingan Persebaya melawan Persija, persahabatan tetap terjalin antar dua tim dan pendukungnya," tukasnya.

 

Journal Ingin Mudik Aman dan Nyaman Perhatikan 5 Hal Ini. (Liputan6.com/Tri Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya