Sutradara In The Name Of God: A Holy Betrayal Mendapat Ancaman, Netflix Tingkatkan Upaya Perlindungan

Serial dokumenter In The Name Of God: A Holy Betrayal merupakan kisah nyata 4 sekte sesat di Korea Selatan.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 17 Mar 2023, 18:08 WIB
In The Name of God: Holy Betrayal. (Netflix)

Liputan6.com, Jakarta - Netflix meningkatkan upayanya untuk melindungi Cho Sung Hyun, sutradara dari film dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Cho Sung Hyun, sutradara film dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal menghadapi ancaman dari para pengikut sekte sesat yang ditampilkan dalam film dokumenter tersebut.

Untuk saat ini, Netflix mengambil langkah untuk melindungi sutradaranya. Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada tanggal 10 Maret, Netflix mengambil langkah ekstra untuk melindungi sang sutradara. Menurut laporan, perwakilan Netflix meminta agar tidak ada kontak antara mereka yang hadir dalam konferensi pers dengan sang sutradara.

“Demi keselamatan produser Cho Sung Hyun, kami akan pergi setelah acara berakhir,” kata perwakilan Netflix, dikutip dari laman Koreaboo pada Senin (13/03/2023).

Film dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di berbagai negara karena berhasil mengungkap kebobrokan dan kegiatan kriminal yang dilakukan oleh sekte-sekte sesat di Korea Selatan.

Para penonton terkejut ketika mengetahui bahwa banyak dari sekte-sekte tersebut yang masih aktif hingga saat ini dan sebagian besar anggotanya berasal dari kalangan atas di Korea.

Industri hiburan Korea juga merasakan dampak dari film dokumenter ini ketika seorang artis K-Pop dan seorang produser di sebuah perusahaan penyiaran besar diduga menjadi anggota sekte JMS, yang ditampilkan dalam film dokumenter tersebut.

2 dari 4 halaman

Keselamatan Keluarga Terancam Saat Sutradara Mendesak untuk Season 2 Dokumenter In The Name Of God: A Holy Betrayal

In The Name of God: A Holy Betrayal, Sumber: Netflix

Dalam konferensi pers mengenai film dokumenter Netflix, In the Name of God: A Holy Betrayal, sutradara Cho Sung Hyun membahas kontroversi dan kekhawatiran terkait serial ini.

Dilansir dari laman Koreaboo pada Senin (13/03/2023), In the Name of God: A Holy Betrayal adalah serial orisinal Netflix yang meneliti tragedi empat orang yang menyebut diri mereka sebagai Tuhan dan melecehkan para korban yang menjadi pengikut mereka.

Para korban yang telah menderita rasa sakit seumur hidup akibat kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh para pemimpin sekte ini dengan berani membagikan kesaksian mereka untuk mencegah orang lain masuk ke dalam sekte sesat ini. Melalui kesaksian mereka yang berani dan jujur, seluruh tragedi ini terungkap ke publik, menyebabkan dampak yang luar biasa dan mengejutkan di seluruh Korea Selatan.

Konferensi pers yang diadakan sedikit berbeda dari konferensi pers pada umumnya. Keamanan sangat ketat dan tidak mencantumkan judul acara sebagai tindakan pencegahan. Hal ini disebabkan oleh ancaman dan paksaan dari para pengikut sekte sesat saat pembuatan film dan perilisan In the Name of God: A Holy Betrayal

Sutradara Cho Sung Hyun mengakui bahwa ia dan keluarganya telah berjuang karena ancaman-ancaman tersebut. Ia menyatakan bahwa ketika sebuah siaran radio menyebutkan kemungkinan adanya season 2, istrinya menyatakan bahwa ia akan membawa anak-anak mereka dan meninggalkannya. Namun, hal ini tidak menghentikan Cho Sung Hyun karena ia percaya bahwa ini adalah sebuah cerita yang perlu diceritakan.

Ini bukan pertama kalinya Cho Sung Hyun menyebutkan keselamatannya dalam bahaya saat syuting film dokumenter ini. Dia sebelumnya menyatakan bahwa anggota JMS menguntit dan mengancamnya dan para korban saat syuting, dan bahkan secara misterius mengetahui informasi pribadi tentang proses pembuatan film.

3 dari 4 halaman

Keluarga sutradara Cho Sung Hyun adalah korban dari sekte sesat

In The Name of God: A Holy Betrayal, Sumber: Netflix

Sutradara film dokumenter Netflix In The Name Of God: A Holy Betrayal, Cho Sung-hyun, mengungkapkan alasannya membuat film dokumenter tentang sekte sesat di Korea Selatan.

"Saya rasa tidak mudah untuk membicarakannya secara mendalam, namun ada korban pemujaan dalam keluarga saya," kata Cho dalam konferensi pers untuk "In The Name Of God: A Holy Betrayal" di Lotte Hotel Seoul di Jung-gu, Seoul, pada hari Selasa pagi, dikutip dari laman Naver (13/03/2023). 

"Saya memiliki teman-teman yang berada di samping saya dan orang-orang seperti itu. Jadi bagi saya, ini bukan cerita orang lain, ini adalah cerita saya. Bagi saya, ini adalah kisah yang selalu saya pikir akan saya hadapi suatu hari nanti." Jelasnya.

4 dari 4 halaman

In The Name Of God: A Holy Betrayal Sempat Digugat ke Pengadilan

In The Name of God: A Holy Betrayal. (Tangkapan layar YouTube/ Netflix K-Content)

Pada tanggal 17, JMS dan presiden organisasi, Jung Myung-seok, mengajukan permohonan perintah pengadilan pendahuluan terhadap MBC dan Netflix untuk memblokir siaran "In The Name Of God: A Holy Betrayal" di Pengadilan Distrik Barat Seoul. Ini adalah pertama kalinya perintah pengadilan diajukan terhadap konten orisinal Netflix di Korea Selatan.

Pada tanggal 23, perwakilan Netflix mengatakan membuat pernyataan bahwa "Serial dokumenter In The Name Of God: A Holy Betrayal telah diajukan ke Pengadilan Distrik Barat Seoul oleh JMS. Penyiaran karya tersebut dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 3 Maret, seperti yang telah kami informasikan kepada para anggota kami." Namun, perusahaan menolak berkomentar lebih lanjut karena sidang atas permohonan perintah tersebut sedang berlangsung. Dikutip dari laman Naver, Senin (13/03/2023). 

Walaupun sempat digugat ke pengadilan, film dokumenter In The Name Of God: A Holy Betrayal tetap tayang pada tanggal 3 Maret 2023 di Netflix. 

Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya