Literasi Masyarakat Indonesia yang Rendah Jadi Biang Kerok Penghambat Pembangunan

Literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah menjadi salah satu penghambat kemajuan pembangunan.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 13 Feb 2023, 18:00 WIB
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando dan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dalam kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dan pengukuhan Bunda Literasi Kota Tangerang, Senin, (13/2/2023). (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah menjadi salah satu penghambat kemajuan pembangunan. Hal itu setidaknya diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando saat menjadi keynote speech dalam kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dan pengukuhan Bunda Literasi Kota Tangerang, Senin, (13/2/2023).

Literasi menurut Syarif adalah kedalaman pengetahuan seseorang yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas, untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.

"Jadi, tidak boleh ada satu kepala yang tidak memiliki kemampuan literasi," ujarnya.

Budaya literasi menjadi esensial dalam mendukung kecerdasan manusia. Ketika seseorang menunjukkan perilaku membaca yang baik, maka orang itu akan cakap dalam hidupnya. Proses membaca itu membangun konstruksi berpikir sehingga cognitive skill menjadi baik.

Membaca itu upaya mentransformasi pengetahuan agar seseorang pemikiran yang terstruktur, terbuka, dan kreatif. Ketika manusia berkreasi akan muncul inovasi-inovasi. Dari proses inovasi manusia akan menjadi produktif. Produktif untuk menghasilkan atau mereplikasi hal-hal baru dalam hidupnya.

"Literasi jangan diartikan sempit hanya dengan membaca," tambah Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Adin Bondar.

Literasi di Kota Tangerang familiar untuk anak remaja. Padahal kata kunci literasi adalah pemahaman terhadap segala sesuatu sebagai proses pembelajaran sepanjang hayat.

Semua kalangan dan usia membutuhkan literasi karena untuk buku-buku tercetak dan fasilitas di Kota Tangerang sudah lumayan memadai ditambah dengan kegiatan inklusi sosial.

Selain narasumber tersebut diatas, PILM Kota Tangerang juga menghadirkan anggota Komisi 2 DPRD Kota Tangerang Saeroji dan akademisi Nurus Samawati Annisa.

PILM Kota Tangerang menjadi bagian dari Festival Literasi 2023 Kota Tangerang yang mengangkat tema 'Jadikan Literasi Budaya Kita' (Jalabya). Festival tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT ke-30 Kota Tangerang yang selama sepekan (13-19 Februari).

2 dari 2 halaman

Pengukuhan Bunda Literasi

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah bersama Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando juga mengukuhkan Aini Suci Wismansyah sebagai Bunda Literasi Kota Tangerang.

Arief berpesan agar Bunda Literasi terlantik menjadi sosok panutan dan motor penggerak di masyarakat dalam pembudayaan kegemaran membaca.

"Kami harapkan sosok Bunda Literasi mampu menjadikan masyarakat Tangerang cerdas dan berbudaya," katanya.

Di ulang tahun yang ke-30, pemerintah Tangerang terus mendorong partisipasi masyarakat untuk gemar membaca.

"Dengan gemar membaca, mudah-mudahan masyarakat semakin memahami semakin berpengetahuan sehingga menjadi bangsa yang cerdas pula," tambah Arief.

Infografis Perpustakaan Kekinian di Berbagai Kota di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya