Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (kedubes) China, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023). Aksi ini untuk menuntut Pemerintah China bertanggung jawab atas kematian ratusan muslim Uighur dalam tragedi berdarah Ghulja pada 5 Febuari 1997. (merdeka.com/Imam Buhori)
Aliansi Mahasiswa Islam menggelar aksi teatrikal di depan Kedubes China, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Dalam aksinya mereka juga meminta pemerintah China untuk menghentikan kekerasan terhadap umat muslim di China khususnya di Uighur serta masyarakat Tibet, Mongolia, Hongkong dan Taiwan. (merdeka.com/Imam Buhori)
Poster-poster tuntutan dibentangkan saat massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (kedubes) China, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023). Selain berorasi, mereka juga menggelar aksi teatrikal dan membawa spanduk tuntutan dalam aksi tersebut. (merdeka.com/Imam Buhori)
Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (kedubes) China, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023). Aksi ini untuk menuntut Pemerintah China bertanggung jawab atas kematian ratusan muslim Uighur dalam tragedi berdarah Ghulja pada 5 Febuari 1997. (merdeka.com/Imam Buhori)
Poster-poster tuntutan dibentangkan saat massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (kedubes) China, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023). Dalam aksinya mereka juga meminta pemerintah China untuk menghentikan kekerasan terhadap umat muslim di China khususnya di Uighur serta masyarakat Tibet, Mongolia, Hongkong dan Taiwan. (merdeka.com/Imam Buhori)
Aliansi Mahasiswa Islam menggelar aksi teatrikal di depan Kedubes China, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Selain berorasi, mereka juga menggelar aksi teatrikal dan membawa spanduk tuntutan dalam aksi tersebut. (merdeka.com/Imam Buhori)