200 Ribu Ton Beras Impor Bulog Masih Terombang-Ambing di Lautan

Tak hanya soal cuaca, Dirut Bulog menyatakan, lambatnya beras impor dari Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan masuk ke Indonesia juga terkendala kebijakan ekspor dari negara asal.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Feb 2023, 18:10 WIB
Suasana saat pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, beras impor yang sudah masuk dan berada di gudang Bulog kini baru sekitar 300 ribu ton dari empat negara.

Adapun total beras impor yang didatangkan sebanyak 500 ribu ton. Kedatangannya terbagi dalam dua tahap, yakni 200 ribu ton beras hingga Desember 2022, dan 300 ribu ton beras pada Januari-Februari 2023.

"Jadi kita impor yang sudah masuk 300 ribu ton dari 500 ribu ton, sisanya di lautan atau pelabuhan tunggu bongkar, kendala cuaca," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Tak hanya cuaca, Buwas menyatakan, pemasukan beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan juga turut terkendala kebijakan ekspor dari negara asal.

"Kenapa myanmar belum masuk, karena izin karantina bermasalah. Mayoritas Thailand, Vietnam, beberapa negara sudah tutup keran ekspornya," ungkapnya.

Buwas juga menceritakan hambatan kedatangan impor beras pada akhir tahun lalu, yang terganjal birokrasi dari negara eksportir selama masa Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Karena birokrasi Desember ini pertengahan waktu di negara-negara itu banyak libur karyawan, enggak ada kapal-kapal, nahkoda libur. Nataru ketiga itu cuaca Thailand terjadi kapal terbalik, kapal karam," paparnya.

Namun, Buwas mematok target seluruh beras impor 500 ribu ton itu bisa masuk paling lama 15 Februari 2023. Adapun target itu maju satu hari lebih cepat dari sebelumnya.

"Paling lambat 15 Februari masuk semua. Setelah itu konsentrasi pada panen, serapan dalam negeri," pungkas Budi Waseso.

2 dari 3 halaman

Harga Melejit, Mendag Perintahkan Bulog Lepas Stok Beras ke Pasar Tanpa Perantara

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) melihat beras impor saat meninjau aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta Perum Bulog untuk segera melepas stok beras ke pasar tanpa perantara. Hal ini untuk menekan harga jual beras yang terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.

"Ini kan tugasnya Bulog agar segera melepas stoknya sampai ke pasar," kata Mendag Zulkifli di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2023).

Mendag Zulkifli menyampaikan, skema penjualan beras tanpa perantara oleh Perum Bulog akan efektif menekan harga jual beras di pasaran. Yakni, maksimal Rp 9.450 per kilogram (kg) sampai ditangan pedagang.

"Karena kalau pakai perantara lagi, nanti perantaranya bukan Bulog, harusnya di pasar paling mahal Rp 9.450 (kg)," jelas Mendag Zulkifli.

Mendag Zulkifli melanjutkan, sebanyak 300 ribu ton beras asal impor akan masuk Indonesia di bulan Februari ini. Kedatangan beras ini bagian dari penugasan impor Bulog tahun 2022 sebanyak 500.000 ton.

"Beras Bulog (impor) ini bagus, kalau dibeli pelaku besar lagi kan nanti dijualnya mahal lagi," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Perintah Jokowi

Perum Bulog mengimpor beras dari beberapa negara total mencapai 500 ribu ton. Pada Jumat (16/12/2022), fase pertama impor telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, ada 79 daerah yang mengalami kenaikan harga beras. Dia pun telah meminta Badan Usaha Perum Badan Logistik (Bulog) untuk menyelesaikan masalah kenaikan harga beras.

"2 hari lalu saya peringatkan Bulog untuk masalah ini karena di lapangan 79 daerah ini kenaikannya tidak sedikit," kata Jokowi di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1).

Jokowi meminta kenaikan harga beras menjadi perhatian penting. Pemerintah dan para pemangku kepentingan harus bekerja sampai ke hal-hal yang detail untuk mengendalikan inflasi di daerah.

"Hati-hati dengan yang namanya kenaikan harga beras. Kita memang harus kerja detail dan melihat langsung apa saja harga yang naik," kata dia.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya