Kembang Kempis Saham ADMR yang Beri Cuan Terbesar di Dunia

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menilai, faktor pendorong kenaikan harga saham ADMR yakni dari tren kenaikan harga komoditas.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Des 2022, 08:00 WIB
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (Dok Adaro)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Adaro Minerals  Indonesia Tbk (ADMR) mengalami tren penguatan sepanjang tahun ini. Adaro Minerals Indonesia bahkan disebut menjadi saham dengan kinerja terbaik di dunia.

Saham ADMR terpantau melesat 1.600 persen secara year to date (YTD). Saham ADMR telah diperdagangkan sideways sejak penurunan tertingginya pada April 2022. Berdasarkan data Yahoo Finance, harga saham ADMR menyentuh posisi Rp 2.990 per saham pada 19 April 2022.

Namun, kinerja saham ADMR masih mengungguli indeks Bloomberg World yang terdiri dari 2.803 saham. Saham ADMR naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan posisi dua Turkish Airlines. Sejak debut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Januari 2022, saham ADMR melonjak dari Rp 100 per saham menjadi Rp 2.990 per saham dalam waktu tiga bulan sebelum anjlok.   

Pada penutupan perdagangan Jumat, 23 Desember 2022, saham ADMR turun 1,16 persen ke posisi Rp 1.700 per saham. Saham ADMR sudah naik sekitar 1.600 persen dari harga IPO Rp 100 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menilai, faktor pendorong kenaikan harga saham ADMR yakni dari tren kenaikan harga komoditas khususnya coking coal pada awal 2022. Namun saat ini harga saham ADMR cenderung konsolidasi mengikuti tren pelemahan harga batu bara.

"Karena adanya keterkaitan di antara keduanya, maka seiring harga komoditasnya yang melandai harga saham ADMR kini pun sedang konsolidasi dengan tren minor menurun dan berpotensi mengarah ke level 1.540 sebagai support berdasarkan adanya level Fibonacci secara teknikal,” kata dia kepada Liputan6.com, dikutip Sabtu, (24/12/2022).

Selama masih bertahan di atas 1.540, Ivan mengatakan masih ada peluang untuk kembali menguat setidaknya dalam jangka pendek. Namun perlu diwaspadai jika saham ADMR mulai bergerak turun di bawah level tersebut, karena rawan melemah ke titik support berikutnya yaitu 1.455.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

2 dari 4 halaman

Adaro Minerals Gandeng Cita Mineral dan Aumay Garap Proyek Smelter Aluminium

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melalui anak usaha PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) menandatangani perjanjian pengambilan saham bersyarat dengan Aumay Mining Pte Ltd (Aumay) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) pada 20 Desember 2022.

KAI merupakan anak Adaro Minerals yang akan mengembangkan proyek smelter aluminium dalam tiga tahap pembangunan dengan perkiraan kapasitas total mencapai 1,5-2 juta ton per tahun. Pada tahap pertama yang akan menghasilkan 500.000 ton alumunium, sesuai jadwal diharapkan rampung pada 2025.

KAI akan menerbitkan 925.748 saham baru dengan nilai Rp 925,8 miliar atau sekitar USD 59,7 juta yang akan diambil oleh Aumay dan CITA. Setelah perjanjian ini, kepemilikan KAI antara lain PT Adaro Minerals Indonesia Tbk sebesar 65 persen melalui anak usahanya, Aumay sebesar 22,5 persen dan CITA sebesar 12,5 persen.

 

3 dari 4 halaman

Diversifikasi Usaha

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Christian Ariano Rachmat menuturkan, perseroan melakukan diversifikasi usaha melalui pengembangan proyek perdana di Kalimantan Utara ini.

Melalui KAI, smelter aluminium akan hasilkan komponen utama bagi indutri baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan. “Selain itu, melalui proyek ini kami dapat melakukan ekspansi usaha serta diversifikasi pendapatan melalui proyek peningkatan nilai, meningkatkan produksi aluminium Indonesia, serta berkontribusi terhadap upaya Indonesia untuk menjadi pusat kendaraan listrik,” ujar dia dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (23/12/2022).

Pembangunan jetty dan infrastruktur pendukung lainnya untuk smelter aluminium ini telah dimulai. Perseroan memperkirakan tahap pertama proyek ini akan rampung pada semester I 2025 dengan perkiraan waktu pembangunan sekitar 24 bulan.

4 dari 4 halaman

Adaro Minerals Kucurkan Modal Rp 1,5 Triliun untuk Bisnis Baterai

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melalui anak usahanya PT Adaro Baterai Indonesia (BEI), melakukan penambahan modal kepada PT Adaro Indo Aluminium (AIA) senilai Rp 1,5 triliun. 

PT Adaro Indo Aluminium (AIA), suatu perseroan terbatas yang seluruh saham-nya dimiliki secara langsung oleh PT Adaro Baterai Indonesia (ABI). Sementara ABI merupakan perseroan terbatas yang 99 persen sahamnya dimiliki oleh ADMR.

"Nilai penambahan modal yakni sebesar Rp 1,51 triliun atau USD 96,78 juta,” ungkap Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Heri Gunawan dalam keterbukaan informasi BUrsa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/11/2022).

Selanjutnya, AIA akan melakukan penambahan modal kepada PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), suatu perseroan terbatas yang seluruh sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh perseroan, dengan nilai penambahan modal sebesar Rp 1,57 miliar atau setara USD 100,78 juta.

Alasan perseroan melakukan penambahan modal pada anak perusahaan Perseroan ini adalah sehubungan dengan kelanjutan restrukturisasi unit-unit bisnis untuk pengelompokkan anak-anak perusahaan Perseroan sesuai klasifikasi jenis industri dan tujuan bisnisnya masing-masing, serta untuk mendukung kebutuhan pendanaan bagi pengembangan bisnis anak- anak perusahaan Adaro Minerals Indonesia.

"Transaksi ini akan berdampak positif terhadap struktur perusahaan, mendukung perkembangan kegiatan operasional anak perusahaan Perseroan, serta tidak akan ada dampak material yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan,” ujar Heri.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya