BNPB Minta TNI-Polri Beri Peringatan Tegas ke Masyarakat yang Halangi Laju Bantuan Gempa Cianjur

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meminta anggota Polri dan TNI untuk tidak segan, memberi peringatan tegas kepada masyarakat yang justru menghalangi laju penanggulangan bencana gempa di Cianjur.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 24 Nov 2022, 18:45 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). (foto: dokumentasi BNPB).

Liputan6.com, Jakarta - Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meminta anggota Polri dan TNI untuk tidak segan, memberi peringatan tegas kepada masyarakat yang justru menghalangi laju penanggulangan bencana gempa di Cianjur.

Hal itu disampaikan Suharyanto, menyusul adanya laporan terkait lalu lalang masyarakat tidak berkepentingan yang hanya ingin melihat lokasi terdampak bencana sebagai ajang wisata.

"Saya mengimbau kepada masyarakat yang tidak berkepentingan, tidak terdampak bencana sebagai korban mungkin tinggalnya di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan di luar Cianjur, ini bencana bukan untuk dilihat dan tempat wisata, bencana ini sesuatu yang harus dipecahkan bersama dan kami imbau untuk Polres dan Kodim Cianjur untuk bertindak secara tegas," kata Suharyanto saat jumpa pers daring, Kamis (24/11/2022).

Meski bertindak tegas, Suharyanto meminta hal itu masih dilakukan sesuai koridor yang humanis untuk memberikan penjelasan bahwa wilayah terdampak bencana bukan ajang tontonan. Sehingga tidak mereka yang tidak berkepentingan agar jangan mengganggu akses jalur bantuan.

"Tegas tetapi tetap humanis untuk memberikan penjelasan kepada kelompok masyarakat ini agar tidak mengganggu jalannya penangan secara keseluruhan," jelas Suharyanto.

2 dari 2 halaman

Medan Sempit dan Sulit Dijangkau

Kepolisian menerjunkan anjing pelacak dari Unit K9 untuk membantu mencari korban yang masih tertimbun longsor atau reruntuhan akibat gempa Cianjur. (Foto: Humas Polri)

Namun begitu, Suharyanto bukan melarang masyarakat untuk datang ke lokasi bencana. Selama tujuannya membantu dan menyalurkan bantuan hal itu diperbolehkan. Kendati, lebih baik hal itu dilakukan terpusat, mengingat medan yang kecil sempit dan sulit dijangkau tanpa keahlian.

"Kalau datang ke daerah bencana untuk tujuan membantu silakan dan lebih baik bantunya melalui terpusat di posko utama jangan sendiri-sendiri ke tempat lokasi, ini ada 15 kecamatan jalannya kecil tempatnya kecil, sehingga kalau sendiri berbondong ke sana tentu ini membuat jalan macet dan membuat program penanganan pengungsi pendistribusian logistik terhambat," dia menutup.

Sebagai informasi, total korban jiwa pada hari keempat yang sudah dicatat oleh data pusat BNPB adalah sebanyak 272 jenazah. Sedangkan untuk korban hilang terlapor masih ada sebanyak 39 orang.

INFOGRAFIS: Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya