Pondasi Tergerus Banjir, Sekolah di Trenggalek Nyaris Ambruk

Untuk memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan normal, pihak pesantren kemudian memindahkan siswa untuk belajar di lembaga lain sementara waktu.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2022, 08:19 WIB
Bupati Trenggalek Nur Arifin saat meninjau lokaso banjir. (foto: kominfo trenggalek)

 

 

Liputan6.com, Trenggalek - Gedung sekolah milik Ponpes Tarbiyatus Sholihin di Desa Masaran Trenggalek,  nyaris ambruk akibat diterjang banjir bandang. K egiatan belajar-mengajar terpaksa dihentikan.

"Kondisinya (bangunan) sudah tidak memungkinkan buat kegiatan belajar-mengajar, sehingga sementara dialihkan di sekolah lain," kata Pengasuh Pesantren Tarbiyatus Sholihin, Sholihin Muthohir di Trenggalek, Senin (7/11/2022).

Ada dua sekolah yang menggunakan gedung sekolah ini, yakni SMP Islam Tarbiyatus Sholihin dan SMK Ki Hajar Dewantara. Bangunan dua sekolah di kompleks Tarbiyatus Sholihin itu berada di dekat aliran Sungai Tawing.

Saat banjir bandang melanda desa-desa di pesisir Kecamatan Munjungan pada Jumat 4 November dan Minggu 6 November, kuatnya aliran sungai menyebabkan air meluap dan menggerus sebagian pondasi gedung sekolah tersebut. Akibatnya, bangunan terlihat menggantung. Kendati tidak/belum sampai ambruk, beberapa tembok ruang kelas retak.

Menurut pengurus ponpes, ada lima ruang kelas yang terdampak sehingga tidak layak digunakan lagi. Rinciannya, dua ruang kelas yang biasa digunakan siswa SMK Ki Hajar Dewantoro dan tiga kelas milik SMP Islam Tarbiyatus Sholihin.

"Ada jalan dan ruang kelas pondasinya menggantung. Kondisinya benar-benar sudah tidak memungkinkan lagi," katanya.

Untuk memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan normal, pihak pesantren kemudian memindahkan siswa untuk belajar di lembaga lain sementara waktu.

Siswa di SMP Islam dan SMK Islam dipindahkan ke sekolah induk SMK Ki Hajar Dewantoro yang berjarak tiga kilometer dari pesantren.

"Untuk sementara waktu KBM hari ini masih persiapan. SMP Islam Tarbiyatus Sholihin dan SMK dipindahkan ke SMK induk jarak tempuh sekitar tiga kilometer. Konsekuensinya nanti pulang pergi (siswa) akan diantar jemput pakai mobil," terangnya.

2 dari 2 halaman

Dua Lantai

Menurut Sholihin, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Camat Munjungan sudah meninjau kondisi fisik bangunan sekolah milik Ponpes Tarbiyatus Sholihin yang terdampak banjir itu.

Rencananya, lanjut dia, dalam waktu dekat akan mendatangkan alat berat karena kondisi sungai semakin melebar hingga di bawah bangunan. Pihaknya juga mengaku kesulitan untuk mengeluarkan sejumlah benda dari dalam ruang kelas.

"Kemungkinan tidak berani karena bangunan ini dua lantai tingginya, kemudian kondisi seperti itu di bawahnya," katanya. 

Risiko Bencana di Kawasan Wisata. (Dok: Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya