Wall Street Bangkit Usai Alami Tekanan Imbas Kebijakan The Fed

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 377,19 poin atau 1,19 persen menjadi 32.151,71.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Sep 2022, 07:03 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street reli pada perdagangan Jumat, 9 September 2022. Dengan demikian, wall street mencatat kinerja mingguan yang kuat setelah tertekan imbas kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 377,19 poin atau 1,19 persen menjadi 32.151,71. Indeks S&P 500 menguat 1,53 persen ke posisi 4.067,36. Indeks Nasdaq bertambah 2,1 persen menjadi 12.112,31.

Saham DocuSign melonjak lebih dari 10 persen setelah perusahaan melaporkan laba yang kalahkan harapan. Perseroan juga mengeluarkan perkiraan pendapatan kuartal III 2022 yang di atas harapan.

Rata-rata tiga indeks acuan menghentikan penurunan beruntun dalam tiga minggu. Indeks Dow Jones menguat 2,66 persen pada pekan ini. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 3,65 persen. Indeks Nasdaq bertambah 4,14 persen.

Saham telah bergejolak baru-baru ini karena harapan kenaikan suku bunga 0,75 persen pada September2022. Hal ini setelah ketua the Federal Reserve Jerome Powell mengatakan berkomitmen kuat untuk menurunkan inflasi.

“Kasus untuk pasar bearish yang sedang berlangsung adalah the Fed akan terus memperketat kebijakan moneter, menarik likuiditas dari pasar dan menyebabkan koreksi saham,” ujar Chief Investment Officer CIBC Private Wealth US David Donabedian seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (10/9/2022).

Ia menambahkan, pemulihan pasar pekan ini telah menunjukkan ada ketahanan yang berkelanjutan dalam ekonomi yang didukung oleh laporan ekonomi yang menguntungkan.

Namun, Donabedian tidak melihat saham telah mencapai posisi terendah saat pasar menurun. “Memang, perjalanan ke pasar bull berikutnya akan memakan waktu, dan akan ditandai dengan serangkaian kemunduran dan pemulihan,” tutur dia.

Sementara itu, harga minyak menguat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin akan pangkas pasokan. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 3,57 persen menjadi USD 86,53 per barel dan harga minyak Brent bertambah 3,59 persen menjadi USD 92,37 per barel. Meski demikian, selama sepekan, harga minyak cenderung melemah.

 

2 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada Kamis 8 September 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 8 September 2022 dalam sesi perdagangan yang bergejolak. Hal ini seiring  pelaku pasar di wall street merespons komentar ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengenai bank sentral yang terus meredam inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 193,24 poin atau 0,61 persen ke posisi 31.774,52. Indeks S&P 500 menanjak 0,66 persen ke posisi 4.006,18 dan indeks Nasdaq bertambah 0,60 persen menjadi 11.862,13.

Sebelumnya, wall street melemah selama sesi tanya jawab dari Powell di Cato Institute dan kembali menegaskan kalau bank sentral akan melakukan apa yang diperlukan untuk meredam inflasi. Ia juga isyaratkan jeda kenaikan suku bunga atau memangkas suku bunga tidak akan segera terjadi.

“Sejarah sangat memperingatkan terhadap kebijakan pelonggaran premature,” ujar dia dikutip dari CNBC, Jumat (9/9/2022).

“Saya dapat meyakinkan Anda, kalau kami sangat berkomitmen untuk hal ini akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai,” ia menambahkan.

Sementara itu, bank sentral Eropa pada Kamis pagi, 8 September 2022 menaikkan suku bunga sebesar 0,75 persen. Hal ini sebagai langkah yang sebagian besar diharapkan menekan inflasi.

Pada perdagangan di wall street Kamis pagi, saham melanjutkan penguatan yang solid. Pada Rabu, 7 September 2022, rata-rata indeks acuan utama membukukan hari terbaik sejak 10 Agustus 2022 dengan indeks Nasdaq menghentikan penurunan beruntun dalam tujuh hari.

Namun, saham tetap dalam tren turun secara keseluruhan karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan kenaikan suku bunga lebih lanjut dari the Federal Reserve (the Fed) mendorong beberapa investor menjauh dari pasar yang berisiko.

“Saya pikir kita memiliki pasar yang gelisah dalam minggu sebelum rilis inflasi,” ujar Chief Market Strategist B Riley Financial Art Hogan.

3 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Adapun sejumlah saham yang menjadi penggerak wall street antara lain saham GameStop naik 4 persen setelah perusahaan mengungkapkan kemitraan baru dengan pertukaran kripto FTX. Selain itu, saham Rivian melonjak lebih dari 6 persen setelah mengumumkan merencanakan usaha patungan untuk membangun van komersial listrik di Eropa.

Saham Snap melonjak lebih dari 8 persen setelah Verge melaporkan CEO Evan Sipegel menyampaikan rencana perubahan Haluan dalam sebuah memo internal.

Ekonom di Nomura juga mengubah perkiraan untuk kenaikan suku bunga the Federal Reserve, sekarang antisipasi kenaikan 0,75 persen ali-alih 0,50 persen.

Goldman Sachs dan Bank of America memiliki perkiraan yang sama untuk September 2022. Ini juga merupakan harga pasar saat ini, pelaku pasar melihat peluang 86 persen dari kenaikan suku bunga 0,75 persen pada September, dan peluang itu naik dari sebelumnya 77 persen.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 7 September 2022

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 7 September 2022. Hal ini seiring pasar mencoba melepas dari koreksi dalam tiga minggu karena suku bunga dan harga minyak mereda sehingga kurangi kekhawatiran investor terhadap inflasi tinggi yang berkelanjutan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 435,98 poin atau 1,4 persen ke posisi 31.581,28. Indeks S&P 500 mendaki 1,8 persen ke posisi 3.979,87. Indeks Nasdaq bertambah 2,14 persen menjadi 11.791,90, dan hentikan koreksi beruntun dalam tujuh hari.

Imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) atau turun setelah lonjakan pada perdagangan Selasa, 6 September 2022. Harga minyak merosot dengan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ke posisi USD 81,94 per barel, penutupan terendah sejak Januari 2022. Pound Inggris mencapai level terendah terhadap dolar AS sejak 1985.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya