Kapal Perang Kanada HMCS Winnipeg Berlabuh di Tanjung Priok, Isinya Penuh Berbagai Senjata

Kapal perang HMCS Winnipeg milik Kanada sedang berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Sep 2022, 14:51 WIB
Seorang anggota navy menjelaskan soal kapal penyelamat di HMCS Winnipeg. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta -- Kapal perang HMCS Winnipeg milik Kanada sedang berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tujuan resmi kedatangan kapal perang itu adalah mendukung stabilitas di Indo-Pasifik melalui Operasi Projection, serta menggelar dialog dengan Angkatan Laut Indonesia. 

"Operasi Projection menunjukkan komitmen Kanada terhadap perdamaian global," ujar Komandan Annick Fortis, Jumat (2/9/2022) di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Liputan6.com ikut melihat isi kapal perang Kanada tersebut. Kapal itu membawa berbagai senjata, kru yang bertugas, dan melihat satu unit CH 148 Cyclone Helicopter dari dekat. Helikopter itu bisa dibilang sebagai senjata andalan di kapal perang yang digunakan sejak 1995 tersebut.

Dua anggota navy menjelaskan CH 148 Cyclone Helicopter di kapal perang HMCS Winnipeg. Dok: Tommý Kurnia/Liputan6.com

Sikorsky Cyclone Helicopter ini memiliki dua senjata anti-kapal selam dan dua machine gun 7.62 mm machine gun, serta kemampuan radar yang canggih. Helikopter itu memiliki kapasita empat orang: pilot, co-pilot, Tactical Coordinator, dan Sensor Operator.

CH 148 Cyclone Helicopter di kapal perang HMCS Winnipeg. Dok:Tommy Kurnia/Liputan6.com

CH 148 Cyclone Helicopter di kapal perang HMCS Winnipeg. Dok:Tommy Kurnia/Liputan6.com

CH 148 Cyclone Helicopter di kapal perang HMCS Winnipeg. Dok:Tommy Kurnia/Liputan6.com

2 dari 4 halaman

Tim Penyelam dan Senjata Lainnya

Anggota penyelam di kru HMCS Winnipeg. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

HMCS Winnipeg memiliki tim penyelam sejumlah 10 orang, meski kapal itu bisa memuat total 14 penyelam. 

Kapal ini pun memiliki dua perahu penolong. Perahunya masing-masing bisa memuat maksimal enam dan 12 orang. Sejauh ini kru kapal ini belum pernah mengalami insiden yang mengharuskan perahu-perahu itu digunakan. Namun, kru kapal mengaku terus latihan untuk antisipasi. 

Perahu penyelamat di HMCS Winnipeg. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com 

Senjata lain yang ada di kapal ini adalah Sea Sparrow Missile yang berjarak medium untuk target udara (surface-to-air missile).

Salah satu senjata di HMCS Winnipeg. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com 

Ada pula senjata untuk mengecoh dengan menggunakan flare.

Senjata di Kapal Perang HMSC milik Kanada. Senjata ini bisa membuat flare untuk mengecoh musuh. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Senjata-senjata lainnya adalah Phalanx CIS 20mm, senapan mesin browning, dan senapan utama Bofors 57mm Mark 3.

Senjata di Kapal Perang HMSC milik Kanada. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Senjata di HMCS Winnipeg. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com 

3 dari 4 halaman

Bridge

Kapal perang HMCS Winnipeg milik Kanada di Tanjung Priok. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com 

Selanjutnya, ada ruang Bridge menjadi "mata" bagi kapal perang ini. Ruangan ini berbeda dari ruang navigasi atau komunikasi, namun di sini para kru memantau jalur di depan kapal. 

Pada ruangan inilah para kru mengurus kecepatan, melihat kapal-kapal lain di sekitar, serta berinteraksi dengan mereka.

Kru Winnipeg memang memakai teknologi canggih untuk pemetaan, tetapi ternyata krunya juga masih diajari cara menentukan arah secara tradisional untuk berjaga-jaga jika ada masalah pada teknologi di kapal. 

Lokasi Indonesia yang memiliki banyak nelayan disebut tidak mengejutkan kru Winnipeg, pasalnya kapal ini dulu berlatih di area Victoria yang notabene memiliki banyak nelayan. 

Sejak Juni 2022, kru kapal telah mengunjungi San Diego dan Pearl Harbor. Mereka berpartisipasi di Exercise Rim of the Pacific, latihan maritim terbesar di dunia.

Bagian untuk informasi kecepatan di ruang Bridge. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Ruangan Bridge di HMCS Winnipeg. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

4 dari 4 halaman

Komandan Wanita

Komandan Annick M.S. Fortin yang memimpin HMCS Winnipeg. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com 

Kapal perang dengan warna biru cerah dan emas ini memiliki 262 personel dengan 30 orang personel perempuan. Meski jumlah personel wanita jauh di bawah pria, komandan kapal ini adalah seorang wanita, yakni Komandan Annick Fortin.

Fortin berkata kru laki-laki dan perempuan bisa bekerja sama dengan baik. 

"Kami mengalami hal yang sama sebagai tim," ujarnya kepada media. 

Duta Besar Kanada Tertunjuk (Designated) Nadia Burger juga hadir untuk berbincang dengan media massa. Ia menyebut pertahanan merupakan salah satu sektor yang difokuskan hubungan Kanada-Indonesia.

"Sebagaimana Kanada dan Indonesia merayakan 70 tahun hubungan diplomatik, kunjungan kapal ini adalah sebuah ekspresi komitmen bersama kita untuk memperdalam hubungan yang semakin signifikan ini," ujar Nadia Burger dalam pernyataan resminya. 

"Kanada menganggap Indonesia sebagai partner penting di Indo-Pasifik, dan mengapresiasi peran kritikal yang dimainkan Indonesia dalam perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan," ujar Burger. 

Nadia Burger belum secara resmi diangkat menjadi Duta Besar. Pihak Kedubes Kanada memperkirakan ia bisa diangkat pada September 2022 atau Oktober 2022.

Infografis Rencana Kunjungan Jokowi ke Ukraina-Rusia di Tengah Konflik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya