Rupiah Melemah Menanti Hasil RDG Bank Indonesia

Nilai tukar rupiah pada Selasa pagi melemah jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2022, 11:30 WIB
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah pada Selasa pagi melemah jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Rupiah pagi ini melemah 11 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.903 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.892 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, faktor penggerak rupiah dari eksternal masih seputar perlambatan ekonomi dan inflasi Amerika Serikat.

"Publik masih menunggu pernyataan The Fed mengenai inflasi dan apa kebijakan suku bunga yang akan diambil The Fed, apakah akan tetap agresif atau mulai melunak," ujar Revandra dikutip dari Antara, Selasa (23/8/2022).

Sebelumnya, para pejabat bank sentral mengatakan bahwa The Federal Reserve perlu terus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang tinggi dalam beberapa dekade terakhir.

Pejabat The Fed yang memberikan dukungan kenaikan suku bunga diantaranya adalah Presiden Fed San Fransisco Mary Daly yang cenderung mendukung kenaikan 50 basis poin (bps) atau 75 bps pada September.

 

2 dari 3 halaman

Kenaikan Suku Bunga AS

Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara Presiden Fed St Louis James Bullard mendukung kenaikan suku bunga sebesar 75 bps dan dia mengatakan bahwa suku bunga akan berada di area 3,75 persen - 4 persen pada akhir tahun ini.

Pelaku pasar masih berspekulasi akan kenaikan sebesar 50 basis poin pada pertemuan bank sentral September mendatang.

"Dari dalam negeri, isu kenaikan BBM terutama pertalite menjadi pendorong sentimen terhadap rupiah. Jika BBM terutama pertalite dinaikkan, kemungkinan inflasi akan melonjak dan memberikan tekanan pada rupiah," kata Revandra.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Prediksi

Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Selain itu, lanjut Revandra, hari ini dijadwalkan ada pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk mengumumkan kebijakan moneternya.

"Pengumuman ini bisa memberikan pengaruh pada pergerakan nilai tukar rupiah," ujar Revandra.

Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level 14.850 per dolar AS hingga 15.000 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya