Cacar Monyet Menyebar Lewat Kontak Kulit, Hindari Aktivitas Berisiko Ini

Penularan cacar monyet bisa terjadi melalui kontak langsung dengan lesi yang mengandung virus atau kontak langsung dengan cairan tubuh yang mengandung virus.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 05 Agu 2022, 14:47 WIB
Meski banyak terjadi pada kaum gay, cacar monyet bukan penyakit menular seksual dan bisa menginfeksi siapapun. (pexels.evg kowalievska).

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 75 negara telah melaporkan wabah cacar monyet atau monkeypox. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sebagai darurat kesehatan global, menyoroti kemungkinan bahaya yang terkait dengannya.

Karena itu, mengingat jumlah kasus cacar monyet yang mengkhawatirkan, penting untuk tetap waspada dan mengambil tindakan yang tepat terhadap virus tersebut.

Cacar monyet adalah infeksi zoonosis virus langka yang termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan virus variola, virus yang menyebabkan cacar.

Demam, sakit kepala, otot/sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, kelelahan dan masalah pernapasan tertentu adalah gejala umum dari cacar monyet.

Penularan cacar monyet bisa terjadi melalui kontak langsung dengan lesi yang mengandung virus atau kontak langsung dengan cairan tubuh yang mengandung virus. Karena itu, penting untuk menghindari kontak langsung dan dekat dengan individu yang terinfeksi.

Melansir dari Times of India, Jumat (5/8/2022), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), cacar monyet bisa menyebar ke siapa saja melalui kontak dekat, pribadi, sering kali dari kulit ke kulit, termasuk kontak langsung dengan ruam cacar monyet, keropeng, atau cairan tubuh dari individu yang mengalami cacar monyet.

Karena itu, aktivitas yang mencakup kontak intim seperti seks oral, anal dan vagina atau menyentuh alat kelamin, memeluk, memijat, mencium dan kontak tatap muka yang berkepanjangan juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena virus.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Berbagi pakaian, tempat tidur, atau handuk bisa meningkatkan penyebaran

Ilustrasi handuk (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

CDC juga memperingatkan agar tidak menyentuh kain dan benda yang digunakan oleh pengidap cacar monyet dan yang belum didesinfeksi, seperti tempat tidur, handuk dan pakaian.

Diyakini bahwa seseorang dengan cacar monyet bisa menyebarkan virus ke orang lain sejak gejala dimulai hingga ruam sembuh total dan lapisan kulit baru terbentuk. Penyakit ini biasanya berlangsung 2-4 minggu, sesuai dengan kesehatan tubuh.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Ruang tertutup bisa meningkatkan kemungkinan penyebaran virus

Ilustrasi ruangan yang menggunakan air purifier atau pembersih udara (dok.unsplash)

Sesuai CDC, ruang tertutup, seperti ruang belakang, sauna, klub seks, atau pesta seks pribadi dan publik di mana kontak seksual yang intim dan sering kali anonim dengan banyak pasangan terjadi, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menyebarkan cacar monyet.

4 dari 4 halaman

Bisakah cacar monyet menyebar melalui sekresi pernapasan

ilustrasi sesak napas/freepik

Cacar monyet menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit yang berkepanjangan dengan lesi atau cairan tubuh yang mengandung virus. Namun, menurut CDC, kontak dengan sekresi pernapasang juga bisa meningkatkan peluang Anda terkena penyakit ini.

“Seberapa sering virus cacar monyet bisa menyebar dari sekresi pernapasan, atau pada titik mana selama infeksi seseorang dengan gejala cacar monyet lebih mungkin menyebarkan virus cacar monyet melalui sekresi pernapasan,” jelas CDC.

Meskipun ini tidak mengkonfirmasi bahwa cacar monyet bisa menyebar melalui sekresi pernapasan, badan kesehatan itu sepenuhnya menyangkal teori tersebut.

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya