PM Boris Johnson Mundur, Tetap Menjabat Sampai Pemimpin Baru Terpilih

PM Inggris Boris Johnson menyampaikan pernyataannya usai mundur sebagai pemimpin partai Konservatif.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Jul 2022, 09:55 WIB
PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Liputan6.com, London - PM Inggris Boris Johnson yang baru saja mundur dari masa jabatannya sebagai pemimpin Partai Konservatif menyatakan bahwa akan tetap mengisi jabatan perdana menteri sampai ada pemimpin baru yang terpilih.

"Saya akan menjalani masa jabatan sampai ada pemimpin baru," ujar PM Boris Johnson saat menyampaikan pernyataanya di Downing Street No.10, demikian dalam siaran langsung The Independent, Kamis (7/7/2022).

"Saya setuju dengan Graham Brady, ketua anggota parlemen backbench kami, bahwa proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang dan jadwal akan diumumkan minggu depan. Dan hari ini saya telah menunjuk Kabinet untuk menjabat, seperti yang saya lakukan, sampai posisi pemimpin baru diisi."

Ia juga menyebut ada kehendak partai untuk memilih pemimpin dan Perdana Menteri baru.

"Jelas sekarang keinginan Partai Konservatif parlementer bahwa harus ada pemimpin baru partai dan oleh karena itu juga harus ada perdana menteri baru," kata Boris Johnson.

"Jadwal untuk pemimpin baru akan dimulai minggu depan," - kata Boris Johnson.

Johnson mengatakan, proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang dan jadwal akan diumumkan minggu depan.

"Kita harus terus naik level," kata Johnson

"Kita harus terus naik level, terus mengeluarkan potensi dari setiap bagian Inggris," lanjut Johnson.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Mundur dari Posisi Pemimpin Partai Konservatif Inggris

PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Boris Johnson mundur dari jabatannya sebagai pemimpin Partai Konservatif Inggris setelah kehilangan dukungan dari para menteri dan anggota parlemennya, penyataan resminya akan disampaikan segera. Kontes kepemimpinan Partai Konservatif akan berlangsung musim panas ini dan perdana menteri baru akan menggantikan posisinya pada waktunya untuk konferensi partai pada bulan Oktober.

Sementara itu, Johnson akan terus menjabat sebagai perdana menteri, seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (7/7/2022).

Gelombang pengunduran diri yang diajukan untuk Boris Johnson terus mengalir dari pemerintah atas kepemimpinannya. Sehingga memutuskan untuk mundur. Anggota senior kabinetnya, termasuk kanselir Nadhim Zahawi, mendesaknya untuk mengundurkan diri dan "pergi dengan bermartabat".

Johnson diperkirakan akan memberikan pernyataan pengunduran diri di luar No 10 Downing Street nanti.

3 dari 4 halaman

Didesak Meminta Maaf ke Ratu Elizabeth II

Ratu Elizabeth II menyapa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson selama audiensi di Istana Buckingham di London pusat pada 23 Juni 2021. (Dominic Lipinski / POOL / AFP)

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson didesak meminta maaf ke Ratu Elizabeth II. Desakan itu terkait dengan mundurnya sejumlah menteri dari kabinet yang dipimpinnya. 

"PM Inggris harus minta maaf kepada Ratu," kata mantan menteri George Freeman.

"Ada lebih banyak reaksi terhadap pengunduran diri Boris Johnson sebagai pemimpin Konservatif dari para menteri yang telah memintanya untuk pergi dalam 24 jam terakhir."

George Freeman, yang mengumumkan pengunduran dirinya sebagai menteri sains pagi ini, mengatakan Johnson harus meminta maaf kepada Ratu dan menyarankannya untuk segera memanggil Perdana Menteri Inggris sementara.

Seperti yang dilaporkan editor politik BBC Chris Mason, Johnson berencana untuk tetap pada jabatannya sebagai perdana menteri hingga musim gugur sehingga kontes kepemimpinan Konservatif dapat diadakan dan penggantinya dikonfirmasi.

4 dari 4 halaman

Terlibat Skandal

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengendarai sepeda saat kunjungannya ke pasar Makanan dan Minuman Inggris yang didirikan di Downing Street, London, 30 November 2021. Sebanyak 12 bisnis dari seluruh Inggris memiliki kios untuk memamerkan produk mereka. (JUSTIN TALLIS/AFP/POOL)

Perdana Menteri Boris Johnson terlibat skandal saat merayakan ulang tahun ketika ada lockdown pandemi COVID-19. Kejadian itu berlangsung di kantor perdana menteri Inggris di Downing Street pada Juni 2020. 

Namun, pihak staf berdalih hanya berkumpul kurang dari 10 menit saja.

Menurut laporan ITV, ada 30 orang yang hadir di acara ultah Boris Johnson, padahal saat itu aturan kumpul-kumpul terbatas menjadi dua orang saja. 

Pesta ulang tahun ini disebut adalah kejutan usai PM Johnson berkunjung ke sekolah di Hertfordshire. Para staf mengaku hanya makan kue. 

Namun, sore harinya PM Johnson dilaporkan kembali merayakan ulang tahun di kediamannya. Namun, hal itu dibantah pihak PM Johnson yang berkata hanya mengundang sedikit anggota keluarga. 

BBC melaporkan, Selasa (25/1/2022), bahwa sore itu PM Johnson menggelar pesta barbeque. 

Selain itu, Menteri Lingkungan George Eustice juga pasang badan dan menyebut kurang dari 10 orang yang hadir di pesta di Downing Street.

Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya