Cara Unik Warga Banyuwangi Bangun Rumah Tangga Langgeng dan Harmonis

Tradisi mepe kasur di Banyuwangi tersebut dilakukan setiap menjelang hari raya Idul Adha dengan menjemur kasur

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jul 2022, 18:00 WIB
Tradisi Mepe Kasur Merupakan Tradisi Masyarakat Desa Adat Kemiren (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menjemur kasur dibawah terik matahari umumnya kerap dilakukan warga yang sudah berumah tangga dalam aktivitas sehari-hari.

Namun, menjemur kasur menjadi tradisi bagi masyarakat Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Mereka menamakannya sebagai tradisi mepe kasur.

Uniknya, tradisi mepe kasur di Banyuwangi tersebut dilakukan setiap menjelang hari raya Idul Adha. Warga menjemur kasur kapuk di halaman rumah masing-masing warga Desa Kemiren.

Uniknya semua kasur yang dijemur memiliki warna yang sama yakni merah hitam, dua warna itulah yang melambangkan sebuah harmonisasi rumah tangga dengan perpaduan prinsip keberanian hingga keabadian.

Konon tradisi ini dipercaya bisa membuat langgeng hubungan antara suami dan istri.

"Mungkin satu-satunya desa yang punya kasur seragam dengan warna merah dan hitam. Warna hitam warna keabadian dan merah warna keberanian dan kerja keras," kata Tokoh Adat Using Desa Kemiren, Adi Purwadi, Senin (4/7/2022). 

Kedua unsur tersebut kemudian dijadikan prinsip warga Desa Kemiren dalam membangun rumah tangga.

"Kalau kita ngomong kasur berarti kita ngomong rumah tangga, kalau ingin rumah tangga bahagia maka ikut dua unsur tadi, keabadian tentang jodohnya 'katresnane' harus dikukuhkan dan dirawat, yang kedua kerja keras dan keberanian juga harus dirawat," ujarnya. 

Saksikan video pilihan berikut ini: 

2 dari 2 halaman

Kado Pernikahan

Keduanya saling memiliki keterikatan dalam kehidupan pasutri, mulai asmara yang terus dipupuk hingga keberanian untuk membangun perekonomian yang kayak. 

Dari dua unsur tersebut diyakini mampu menjaga keharmonisan rumah tangga.

"Kalau sudah cintanya terus dibangun dan ditopang dengan kerja keras untuk memenuhi kebutuhannya, barulah rumah tangga bahagia itu akan tercapai," cetus Purwadi.

Bahkan hingga kini, setiap orang tua di Desa Kemiren yang memiliki anak perempuan yang segera menikah, mereka memberi sebuah hadiah kasur merah hitam sebelum memberi kebutuhan yang lain. 

hal ini beriringan dengan doa orang tua agar buah hatinya bahagia membangun rumah tangga baru.

"Orang sini kalau punya anak perempuan pasti diberikan kasur merah hitam sebelum membeli kebutuhan lainnya," ungkapnya.

Sebagai informasi, tradisi mepe kasur merupakan salah satu dari rangkaian upacara adat tumpeng sewu di Desa Kemiren yang digelar setiap minggu pertama bulan Dzulhijjah antara hari Kamis atau Minggu. 

Upacara adat tumpeng sewu bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur warga terhadap nikmat yang telah diberikan sang pencipta.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya