Karantina Pertanian Makassar Lepas Ekspor Perdana 'Limbah Kepompong Kering' ke India

Kepompong kering atau yang lebih dikenal dengan Dried Cocoon ini selama ini hanya dibuang.

oleh Fauzan diperbarui 08 Apr 2022, 11:13 WIB
Ekspor Dried Cocoon ke India oleh Karantina Pertanian Makassar (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Makassar - Badan Karantina Pertanian Makassar menggelar kegiatan pelepasan ekspor perdana komoditas dried cocoon atau kepompong kering pada Kamis (7/4/2022) sore. Total ada 1.123 kilogram atau 1,1 ton dried cocoon asal Provinsi Sulsel, yang dikirim CV Massalangka Group ke negara tujuan yakni India.

Kepala Badan Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian ekspor nasional, yang dilepas oleh Presiden RI, Joko Widodo di Provinsi Jambi. Adapun dari Sulawesi Selatan, setidaknya ada 10 komoditas andalan yang dikirim ke 10 negara dengan nilai ekspor mencapai Rp170 miliar. 

"Ini rangkaian kegiatan ekspor nasional yang digelar di Jambi," kata Lutfie kepada wartawan.

Lutfie lebih jauh menjelaskan bahwa selain melepas 10 komoditas ke 10 negara berbeda dalam partisipasi Badan Karantina Makassar di kegiatan ekspor nasional di Jambi, pihaknya juga secara bersamaan meluncurkan inovasi Klinik Ekspor Karantina Pertanian Makassar. Klinik tersebut dibuat khusus bagi seluruh warga di Sulsel yang ingin tahu lebih jauh tentang bagaimana cara agar bisa ikut mengekspor salah satu komoditas ke luar negeri. 

"Kita juga menyiapkan layanan penuh guna memudahkan eksportir maupun calon eksportir. Tujuannya guna mengakselerasi program Gratieks," imbuhnya. 

Terkait komoditas Dried Cocoon, Lutfi mengaku kaget dan bangga. Betapa tidak, ekspor Dried Cocoon kali ini adalah yang pertama kalinya dan akan bisa membuka jalan untuk ekspor selanjutnya, apalagi potensi sumber daya Dried Cocoon di Tanah Bugis terbilang cukup tinggi. 

"Ini kami surprise, ini komoditas baru yang diekspor, dimana potensi Sulsel untuk dried cocoon luar biasa. Bisa diperoleh di Soppeng, Wajo dan Enrekang. Untuk ekspor kali ini nilainya sekitar Rp200 juta," ucapnya. 

Selain itu, lanjutnya, Dried Cocoon itu diketahui merupakan limbah dari kepompong yang telah diambil bahan benang suteranya. Selama ini Dried Cocoon atau kepompong kering itu hanya dibuang. 

"Dired Cocoon ini kan sebenarnya limbah, dan ternyata bisa diekspor. Kamis sangat mengapresiasi usaha luar biasa dari CV Massalangka yang mencari buyer di India," jelas Lutfie. 

Sementara itu, Wakil Direktur Massalangka Group, Andi Suherman, menyampaikan ekspor dried cocoon ini dapat berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan petani sutra alam di daerahnya. Apalagi selama ini Dried Cocoon hanya dibuang. 

"Dulunya ini dibuang, sekadar jadi limbah. Tapi sekarang laku, ya ini tentunya membuat kesejahteraan petani bisa semakin terjamin. Ini memberikan harapan besar pengembangan sutra alam, apalagi potensi yang kita punya cukup besar," tandasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya