Jokowi: Bila Mentok Atasi Banjir, Ibukota Dipindah Saja

Jumlah korban tewas mencapai 15 orang. Belum lagi kerugian akibat banjir yang diprediksi ratusan miliar.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 21 Jan 2013, 11:13 WIB
Banjir lima tahunan yang menerjang Jakarta tahun ini lebih besar dari 2007. Jumlah pengungsi melonjak, dari 19.000an menjadi 43.000an. Jumlah korban tewas mencapai 15 orang. Belum lagi kerugian akibat banjir yang diprediksi ratusan miliar.

Bagi Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi, bila segala upaya untuk menghalau air ke Jakarta ini tidak bisa lagi dilakukan, maka jalan paling terakhir adalah memindahkan ibukota dari Jakarta.

"Kalau memang sudah kita mentok dan kesulitan untuk mengatasi banjir Jakarta, tidak ada jalan lain ya saya sangat setuju Ketua MPR untuk dipindah," kata Jokowi saat menggelar keterangan pers bersama Taufiq Kiemas di gedung MPR, Jakarta, Senin 21 Januari 2013.

Wacana pemindahan ibukota kembali mencuat seiring banjir besar yang melanda Jakarta. Ada beberapa kota yang menjadi alternatif dari mulai Jonggol sampai Balikpapan. Bahkan Taufiq Kiemas pernah menyatakan setuju ibukota pindah ke Palangkaraya.

Kendati begitu, Jokowi mengaku berupaya keras agar banjir ini bisa ditangani. Dalam pertemuan ini, Jokowi menyampaikan perlunya percepatan normalisasi Sungai Ciliwung.

"Juga mengenai sodetan dari Otista-KBT (Kanal Banjir Timur), waduk besar Ciawi-Cimanggis," ujar Jokowi. Sementara menurut Taufiq, semua pihak diharap mengulurkan bantuan kepada pemda DKI untuk mengatasi banjir Jakarta. (Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya