Harga Pertamax Harus Segera Naik, Picu Persaingan Usaha Tak Sehat

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan harga Pertamax bakal mencapai Rp 16.000 per liter pada April 2022.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Mar 2022, 10:30 WIB
Pemotor mengisi BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Kamis (15/6). Mulai tanggal 18 Juni-24 Juli, harga Pertamax menjadi Rp.8000 8000 yang berlaku di SPBU bertanda khusus yang tersebar di jalur mudik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan harga Pertamax bakal mencapai Rp 16.000 per liter pada April 2022.

Sepakat dengan kenaikan tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menilai, Pertamax yang dibanderol PT Pertamina (Persero) di kisaran Rp 9.000 per liter memang terlalu murah dari harga keekonomiannya.

"Memang saya juga dapat banyak sekali masukan pengamat-pengamat ya dan sebagainya, kalau memang Pertamax ini sudah sangat jauh dari keekonomian harganya yang dibuat oleh Pertamina," kata Arya kepada rekan wartawan, Rabu (30/3/2022).

Artinya, ia berujar, selama ini Pertamina sudah subsidi ke para pemakai Pertamax yang populasinya sekitar 13 persen dari total pengguna BBM. Arya menyebut, sebenarnya mereka masuk ke konsumen kalangan atas yang memakai mobil-mobil mewah.

"Lucu juga kalau sampai Pertamina mensubsidi mobil mewah tersebut. Sudah saatnya juga Pertamina untuk membayar harganya, ya gak jauh-jauh lah dari harga keekonomian tersebut," ungkapnya.

 

2 dari 2 halaman

Persaingan Usaha

Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di sisi lain, Pertamina juga mendapat banyak tekanan dari operator lain yang sama-sama menjual BBM jenis RON 92 seperti Pertamax, tapi dengan harga lebih mahal.

"Seakan-akan ini pertamina banting harga gitu, jadi gak sehat juga bagi pemain operator lain," ujar Arya.

Dengan begitu, ia menilai pemerintah memang perlu mendorong Pertamina untuk segera menjual Pertamax sesuai dengan harga keekonomiannya. Sehingga tak terkesan terus memanjakan konsumennya yang banyak pengguna mobil mewah.

"Kita tahu kan operator lain kan menjual sampai Rp 14 ribuan lebih gitu. Sampai mereka katakan, masa Pertamina seperti yayasan sih yang menyumbang mobil mewah. Jadi seperti yayasan yang menyumbang mobil mewah untuk mendapat harga Pertamax murah gitu," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya