PLN Serap Listrik Hijau dari 2 PLTS Terbesar RI di Bali

PLN terus meningkatkan penggunaan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 25 Mar 2022, 18:30 WIB
Pekerja melakukan pengecekan panel surya di atas gedung di kawasan Jakarta, Senin (31/8/2020). Pemerintah tengah menyiapkan peraturan presiden terkait energi baru terbarukan dan konservasi energi agar target 23 persen bauran energi di Indonesia bisa tercapai pada 2045. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) PLTS Bali Barat dan PLTS Bali Timur yang dikembangkan oleh PT Medco Energi Internasional Tbk melalui PT Medco Solar Bali Barat dan PT Medco Solar Bali Timur.

Pembangkit yang masing-masing memiliki daya 25 Megawatt peak (MWp) itu bakal menjadi PLTS ground-mounted terbesar di Indonesia. Kedua PLTS tersebut ditargetkan bakal beroperasi sebelum KTT G20 digelar di Bali.

"Sebagai key player dalam transisi energi di Tanah Air, PLN terus meningkatkan penggunaan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). Termasuk di Bali yang akan menjadi lokasi acara puncak Presidensi G20 Indonesia," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3/2022).

Pembangunan proyek strategis nasional yang juga masuk dalam pilar green transformasi PLN ini diharapkan berkontribusi dalam pencapaian target bauran EBT nasional sebesar 23 persen pada 2025.

Kehadiran PLTS tersebut juga sejalan dengan visi pemerintah daerah yang sedang membangun Pulau Dewata berbasis energi hijau.

"Beroperasinya dua PLTS ini akan menambah kapasitas pembangkit EBT eksisting nasional sebesar 0,6 persen. Sekaligus, menambah kapasitas terpasang PLTS eksisting nasional sebesar 61,7 persen," ungkap Darmawan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bauran EBT

PLN siap memimpin transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. (Dok PLN)

Selain meningkatkan bauran EBT, pengoperasian kedua PLTS ini juga akan menambah keandalan sistem kelistrikan di Bali.

“Pengembangan EBT menjadi prioritas bagi PLN karena dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada pembangkitan. Ini juga merupakan perwujudan misi perusahaan dalam mendukung pemerintah mencapai net zero emission 2060," ujarnya.

Saat ini, daya mampu kelistrikan di Bali sebesar 1.322 MW. Perkiraan beban puncak saat KTT G20 sebesar 970 MW. Sehingga, masih tersisa cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.

"Menghadapi KTT G20, memang demand-nya bertambah. Kalau sekarang beban puncaknya 770 MW, saat KTT G20 akan naik menjadi 970 MW. Kami berharap kehadiran dua pembangkit ini makin memperkuat pasokan listrik Bali," ucap Darmawan.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya