Rusia Serang Ukraina, Harga Minyak Tembus USD 100 Rekor Tertinggi Sejak 2014

Harga minyak melonjak 4 persen menembus USD 100 per barel setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Feb 2022, 12:31 WIB
Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani. Harga minyak melonjak 4% saat Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak melonjak lebih dari 4 persen di tengah kabar bahwa Rusia meluncurkan serangan militer terhadap Ukraina.

Dikutip dari CNBC, Kamis (24/2/2022), harga minyak mentah berjangka AS melonjak 4,73  persen menjadi diperdagangkan pada USD 96,46 per barel.

Sedanghkan harga minyak mentah berjangka Brent naik 4,69 persen pada USD 101,93 per barel, tembus level USD 100 untuk pertama kalinya sejak 2014.

Harga gas alam melonjak 4,7 persen. Sementara harga emas di pasar spot yang dipandang sebagai aset safe-haven, naik 1,82 persen dan terakhir diperdagangkan pada level USD 1.942,26.

NBC News melaporkan terjadi ledakan terdengar di ibukota Ukraina, Kyiv,. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu di New York Rabu malam ketika perwakilan dari negara-negara anggota memohon agar Presiden Putin tidak menyerang Ukraina.

Putin memperingatkan negara-negara lain bahwa akan ada konsekuensi yang belum pernah mereka lihat jika ada upaya untuk mengganggu tindakan Rusia, lapor Reuters.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Eskalasi di Ukraina

Kendaraan lapis baja bergerak di tempat pelatihan Gozhsky saat latihan militer Union Courage-2022 Rusia-Belarusia di Belarusia. Rusia dengan tegas menyangkal bahwa mereka bermaksud untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina. (BelTA via AP)

Pada eskalasi di Ukraina, Goldman Sachs mengatakan dalam laporan Rabu bahwa dampak pada harga energi harus dibatasi.

"Sementara Eropa mengimpor sebagian besar konsumsi gas alamnya dari Rusia, AS adalah pengekspor bersih gas alam dan efek limpahan pada harga gas AS seharusnya tidak terlalu besar," kata analis di bank Wall Street.

"Ahli strategi komoditas kami juga memperkirakan hanya dampak kecil pada harga minyak, meskipun mereka melihat risikonya condong ke atas karena pasar minyak sudah ketat," tutup dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya