Pergerakan Tanah di Sukamakmur Bogor Meluas, Ratusan Pengungsi Butuh Bantuan

Selain merusak bangunan rumah, akses jalan umum di perkampungan itu ambles sedalam 10 meter dan tidak bisa dilalui kendaraan.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 16 Nov 2021, 05:38 WIB
Lokasi bencana pergerakan tanah yang terus meluas di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta Bencana pergerakan tanah terus meluas di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). Jumlah rumah yang rusak di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Cianjur itu pun terus bertambah.

Kepala Desa Sukawangi H. Budi menyebutkan, pergerakan tanah terjadi di Kampung Cigadel, Selawangi, Ganda, dan Cibinglu. Dari pendataan jumlah rumah rusak berat tercatat tiga unit, yang sebelumnya dua rumah.

"Sedangkan yang terancam sebanyak 45 rumah, jadi total 48," kata Budi, Senin (15/11/2021).

Seluruh rumah yang terdampak bencana alam ini sudah diungsikan ke gedung SDN Gunung Batu. Ini menyusul pergerakan tanah yang masih terus terjadi.

"Jumlah warga di empat kampung yang menjadi korban sebanyak 198 jiwa. Mereka sudah tinggal di pengungsian dan tinggal di rumah kerabat," ujarnya.

Dari 198 jiwa korban bencana pergerakan tanah itu terdapat 10 balita, 17 lansia dan 17 orang ibu menyusui. Data tersebut sudah dilaporkan dan diharapkan mendapat perlakuan khusus dari Pemkab Bogor. Apalagi para korban kini tinggal di tempat seadanya di ruang sekolahan.

"Sampai hari ini belum ada bantuan dari Pemda. Yang mendirikan dapur umum juga dari ibu PKK dan Kader Posyandu. Para pengungsi butuh makanan, susu, pampers, dana selimut," terangnya.

Pergerakan tanah diketahui terjadi sejak Sabtu 13 November 2021 malam. Selain merusak bangunan rumah, akses jalan umum di perkampungan itu ambles sedalam 10 meter dan tidak bisa dilalui kendaraan.

2 dari 2 halaman

Titik Baru Longsoran

Saat ini di lokasi pergerakan tanah di empat kampung itu terdapat beberapa titik baru lokasi longsoran dan anjlokan tanah. Bahkan, perkebunan dan kolam ikan milik warga juga retak akibat fenomena pergerakan tanah.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya