Menko PMK Muhadjir Mengimbau Warga Tidak Mudik pada Akhir Tahun

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengimbau warga untuk tidak mudik pada akhir tahun ini.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 27 Okt 2021, 14:24 WIB
Sejumlah penumpang pesawat berjalan keluar dari Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/5/2021). Berdasarkan data pengelola Bandara Soekarno Hatta pada hari pertama ascalarangan mudik, tercatat ada 76.942 pergerakan penumpang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengimbau warga untuk tidak mudik pada akhir tahun ini. Hal tersebut guna mencegah peningkatan mobilitas yang dapat menyebabkan lonjakan penularan Covid-19.

"Pokoknya sementara jangan punya rencana mudik, jadi tidak usah beli tiket dulu," kata Muhadjir saat melakukan kunjungan kerja di Solo, seperti dilansir Antara, Rabu (27/10/2021).

Dia juga mengatakan, pemerintah bakal memperketat pembatasan aktivitas warga menjelang akhir tahun guna mencegah peningkatan infeksi Virus Corona.

"Kemungkinan besar akan kami atur secara ketat seperti tahun lalu, jangan dicurigai macam-macam, ini demi keselamatan dan kemaslahatan masyarakat Indonesia," ujar Muhadjir.

Menurut dia, pemerintah sudah menghapus cuti bersama menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) guna menekan pergerakan warga.

"Nataru tidak ada cuti, libur tanggal merah kan hari Sabtu semua itu," kata Muhadjir.

 

2 dari 2 halaman

Waspada dan Siapkan Antisipasi

Muhadjir menjelaskan pemerintah sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan penularan Covid-19 akibat peningkatan pergerakan warga pada akhir tahun.

"Walaupun sekarang kasus Covid-19 sudah landai dan turun, tidak boleh kemudian kita lengah, harus tetap waspada tinggi," kata Muhadjir.

"Nataru ini kalau kita los tanpa ada pembatasan atau aturan, biasanya diikuti dengan pergerakan orang besar-besaran dari satu tempat ke tempat yang lain, kemudian pasti akan dibarengi dengan kasus Covid-19," ia menambahkan.

Dia mengatakan, pemerintah berusaha membatasi pergerakan warga guna mencegah terjadinya gelombang ketiga penularan Covid-19 seperti di negara lain.

"Sekarang kan Eropa hampir semua negara mengalami kenaikan (kasus) yang sangat drastis. Amerika Selatan, kemudian Singapura, yang kemarin katanya paling hebat menangani Covid-19, sekarang justru mengalami keparahan yang luar biasa. Jepang juga, Korea Selatan juga," ujar Muhadjir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya