Ultah ke-90 Desmond Tutu, Vandalisme di Potret Ikon Anti-Apartheid Afsel Itu Diperbaiki

Potret Desmond Tutu yang baru-baru ini dirusak oleh grafiti rasis telah dipulihkan oleh seorang seniman.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Okt 2021, 10:00 WIB
Desmond Tutu berulang tahun ke-90. (AP Photo)

Liputan6.com, Cape Town - Uskup Desmond Tutu, ikon anti-apartheid di Afrika Selatan berulang tahun ke 90 pada Kamis 7 Oktober 2021. Potret dirinya yang baru-baru ini dirusak oleh grafiti rasis telah dipulihkan oleh seniman tersebut, yang menambahkan pesan peringatan atas hari kelahirannya.

"Selamat ulang tahun Desmon Tutu! Father of the Rainbow Nation," tulis seniman Brian Rofle dikutip dari AP News, Sabtu (9/10/21).

Rofle mengatakan bahwa ia sangat marah terhadap hinaan rasis yang dilukis di mural itu.

Mural tersebut memeriahkan dinding Rainbow Academy yang menawarkan pelatihan kepada seniman muda dari komunitas kurang mampu.

Dilansir AP News, Tutu menciptakan istilah "Rainbow Nation" untuk menggambarkan bagaimana Afrika Selatan adalah negara dengan hak yang sama bagi orang-orang dari semua warna kulit, setelah berakhirnya apartheid pada tahun 1994, sistem diskriminasi rasial yang brutal di negara itu terhadap mayoritas kulit hitam.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Desmond Tutu sebagai Juru Kampanye

(Nardus Engelbrecht/AP)

Tutu sering dipuji sebagai hati nurani Afrika Selatan, ia adalah juru kampanye utama melawan apartheid.

Setelah mencapai demokrasi pada tahun 1994, Tutu terus menjadi pendukung rekonsiliasi, keadilan dan hak-hak LGBT. Mamphela Ramphele, pejabat ketua Desmond dan Leah Tutu Trust mengatakan bahwa orang Afrika Selatan harus melanjutkan pekerjaan Tutu untuk kesetaraan ras. Rasisme adalah kutukan yang harus dihindari Afrika Selatan,” kata Ramphele.

Tutu menghadiri kebaktian pada hari Kamis di Katedral St. George di pusat Cape Town, di mana sebagai uskup agung Anglikan Hitam pertama di negara itu ia menyampaikan khotbah yang mengecam apartheid. Istrinya, Nomalizo Leah Tutu, juga hadir.

Dia diberikan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1984 untuk kampanye oposisi tanpa kekerasan terhadap sistem pemerintahan minoritas kulit putih Afrika Selatan.

Setelah pensiun sebagai uskup agung pada tahun 1996, Tutu adalah ketua Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Afrika Selatan, yang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia selama era apartheid.

3 dari 4 halaman

Desmond Tutu Sebagai Pendukung Hak LGBT

Mural Desmond Tutu (Nardus Engelbercth/AP)

Tutu adalah pendukung hak-hak LGBT dan pernikahan sesama jenis.Tutu mengatakan bahwa dia "sangat bersemangat tentang kampanye ini (untuk hak-hak LGBT) seperti halnya saya tentang apartheid. Bagi saya, itu pada level yang sama."

Dia tidak aktif lagi di kehidupan publik pada 201o yang disampaikan pada yayasannya. Dia mengidap penyakit kanker, dan terus berobat untuk mengatasi infeksi berulang dari perawatan kanker sebelumnya.

 

Penulis : Alicia Salsabila

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: Deretan Prestasi Mendunia Artis Korea

INFOGRAFIS: Deretan Prestasi Mendunia Artis Korea (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya