Melihat Laju Saham Emiten RS Sepanjang Semester I 2021

Sebagian besar saham emiten rumah sakit (RS) mencatat kinerja positif sepanjang semester I 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Sep 2021, 16:16 WIB
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saham emiten yang mengelola rumah sakit (RS) menguat sepanjang semester I 2021. Kinerja yang positif dan aksi korporasi dinilai menjadi pendorong saham emiten rumah sakit.

Bahkan dua emiten rumah sakit masuk dalam daftar Forbes Asia’s Best Under a Billion 2021 yaitu PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

Forbes Asia’s Best Under a Billion 2021 termasuk daftar yang membuat 200 perusahaan terbaik di Asia Pasifik dengan kategori pendapatan di atas USD 10 juta atau sekitar Rp 142,53 miliar dan di bawah USD 1 miliar atau Rp 14 triliun.

Mengutip data RTI hingga penutupan perdagangan Senin, 13 September 2021, dari sejumlah saham emiten yang mengelola rumah sakit, hanya saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) yang melemah. Sepanjang tahun berjalan 2021, saham MIKA turun 13,19 persen ke posisi Rp 2.370.

Saham MIKA berada di posisi tertinggi Rp 3.220 dan terendah Rp 2.200 per saham. Volume perdagangan 5,25 miliar saham dan transaksi Rp 14 triliun. Sedangkan price earning ratio (PER) berdasarkan kuartal terakhir di 27,91 kali.

Saham emiten rumah sakit pendatang baru PT Bundamedik Tbk (BMHS) mencatat kenaikan tertinggi. Saham BMHS melonjak 226,47 persen ke posisi Rp 1.110 per saham. PER saham BMHS per 30 Juni 2021 di posisi 34,84 kali.

Padahal saham BMHS baru mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Juli 2021. Harga saham perdana BMHS sebesar Rp 340, dan perseroan meraih dana Rp 231,88 miliar dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Saham SAME hingga CARE

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kemudian saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) melonjak 84,93 persen ke posisi Rp 540 per saham. Saham SAME berada di level tertinggi Rp 815 dan terendah Rp 286 per saham. PER saham SAME 44,58 kali.

Selain itu, saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) naik 60 persen ke posisi Rp 8.800 per saham sepanjang semester I 2021. Saham SILO sentuh level tertinggi Rp 11.150 dan terendah Rp 4.520 per saham. PER saham SILO 24,37 kali.

Penguatan saham ini juga diikuti saham PT Sejahteraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) menguat 39,22 persen sepanjang tahun berjalan 2021. Saham SRAJ ditutup ke posisi Rp 284 per saham pada perdagangan Senin, 13 September 2021. Saham SRAJ berada di level tertinggi Rp 575 dan terendah Rp 147 per saham. PER saham SRAJ tercatat 12,43 kali.

Saham PRIM melambung 35,34 persen ke posisi Rp 314 per saham pada perdagangan sepanjang tahun berjalan 2021. Saham PRIM sentuh posisi tertinggi Rp 625 dan terendah Rp 172 per saham. PER saham PRIM ditransaksikan 18,11 kali.

Selain itu, saham PT Metro Health Care Indonesia Tbk (CARE) menguat 30,43 persen ke posisi Rp 420 per saham pada 2021. Saham CARE berada di posisi tertinggi Rp 430 dan terendah Rp 284 per saham. PER saham CAR sekitar 422 kali.

3 dari 4 halaman

HEAL Stock Split pada 2021

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) melakukan stock split atau pemecahan nilai nominal saham pada 2021. Perseroan melakukan stock split dengan rasio 1:5. Dengan demikian nilai nominal saham dari Rp 100 menjadi Rp 20 per saham.

Jumlah saham menjadi 14,89 miliar saham. Awal perdagangan saham dengan nominal baru di pasar negosiasi dan regular dilakukan pada 30 Juli 2021 dan pasar tunai pada 3 Agustus 2021.

Pada penutupan perdagangan Senin, 13 September 2021, saham HEAL turun 1,6 persen ke posisi Rp 1.220 per saham dengan nilai transaksi Rp 12,2 miliar dan frekuensi perdagangan 2.550 kali.

4 dari 4 halaman

Kata Analis

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, saham emiten rumah sakit naik didorong sentimen COVID-19. Selain itu,kinerja perseroan dan aksi korporasi seperti rights issue juga mendorong penguatan saham emiten rumah sakit.

“Kinerja bagus, ada juga karena rencana mau rights issue seperti SAME,” ujar dia, saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, selain kinerja bagus, valuasi saham murah juga menjadi pilihan seperti saham SILO. “Kemudian untuk SILO sebelumnya selain kinerjanya bagus valuasinya murah juga menjadi pilihan,” tutur dia.

Sebelumnya, sejumlah emiten rumah sakit mencatat kinerja positif pada semester I 2021. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk mencatat pendapatan jasa Rp 438,11 miliar pada semester I 2021. Pendapatan jasa naik 103,14 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 215,66 miliar.

PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 98,64 miliar pada semester I 2021.Pencapaian ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 47,44 miliar.

Selain itu, PT Medikaloka Hermina Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 3,09 triliun sepanjang enam bulan pertama 2021. Pendapatan naik 78,86 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,73 triliun.

Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 422,50 persen menjadi Rp 544,65 miliar pada enam bulan pertama 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 104,23 miliar.

Kemudian, pada semester I 2021, Siloam membukukan pendapatan sebesar Rp 3,81 triliun atau naik 51,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 2,51 triliun. Siloam meraih laba bersih Rp 292 miliar pada semester I 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya