Kesembuhan Covid-19 Meningkat, Komisi IX DPR: Kasus Kematian Masih Tinggi, Tetap Waspada

Darul meminta masyarakat tetap harus waspada dengan menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah tetap perlu meningkatkan testing dan tracing, serta menggencarkan vaksinasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Agu 2021, 08:14 WIB
Aktivitas petugas pemakaman di TPU Khusus COVID-19 Rorotan, Jakarta, Rabu (11/8/2021). Pemerintah menghapus data angka kematian dari indikator penanganan COVID-19. Pemerintah beralasan terjadi permasalahan dalam input data angka kematian COVID-19, (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Angka kesembuhan pada kasus harian Covid-19 secara nasional terus mengalami peningkatan. Dua hari terakhir, pasien sembuh selalu di atas 29 ribu. Anggota Komisi IX DPR Darul Siska meminta masyarakat tidak terlena merepons tren positif tersebut. 

"Angka kesembuhan yang lebih besar dari angka positif harian adalah kabar yang menggembirakan, tetapi data tersebut tidak boleh membuat kita terlena," kata Darus di Jakarta, Kamis, 19 Agustus 2021.  

Menurut dia, masyarakat tetap harus waspada dengan menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah tetap perlu meningkatkan testing dan tracing, serta menggencarkan vaksinasi.

"Karena fatality rate (angka kematian) kita juga masih tinggi," ujar Darul.

Darul yakin, tren penurunan kasus Covid-19 tidak semata-mata karena program vaksinasi, tetapi juga kesadaran masyarakat yang semakin baik. Dia berharap program vaksinasi nasional untuk menciptakan herd immunity berjalan tanpa kendala.

"Pemerintah dan semua pihak harus bekerja keras untuk mengejar target vaksinasi agar mencapai herd immunity dengan demikian secara bertahap kita bisa mengendalikan Covid-19," katanya.

Darul mengungkapkan ada beberapa pekerjaan pemerintah dalam memerangi Covid-19. Pertama, memenuhi kebutuhan vaksin. Kedua, melakukan vaksinasi sekitar 2 juta-2,5 juta orang per hari.

Ketiga, melakukan testing dan tracing sesuai standard WHO. Keempat, menjamin validitas data harian. Kelima, menjaga ketersediaan obat Covid-19 dengan harga terjangkau.

 

2 dari 2 halaman

Prokes Tetap Diperketat

Petugas menyiapkan vaksin warga dengan jemput bola di salah satu masjid di Jakarta (31/07/2021). Vaksin jemput bola untuk 1000 warga Jakarta selama tiga hari pada 28, 31 Juli 2021 dan 1 Agustus 2021 digelar untuk mempercepat target vaksinasi pemerintah. (Liputan6.com/Pool/BSI)

Sementara itu, Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan juga menyebut meningkatnya jumlah orang yang sembuh dari infeksi Covid-19 merupakan kabar baik.

"Tetapi tetap harus waspada agar kasus tidak naik lagi. Tetap harus 3M, 3T, dan vaksinasi," kata Iwan.

Menurut Iwan, wabah Covid-10 bisa terkendali dengan gabungan 3M, 3T, dan vaksinasi.

"Tetap harus selalu waspada karena virus ini akan tetap ada bersama kita untuk waktu yang lama," ungkap Iwan.

Dia menjelaskan perlunya meningkatkan terus cakupan protokol kesehatan, pelacakan kontak erat dan vaksinasi.

"PR besar di pelacakan kontak erat yang masih di rasio 1:6, dari target 1:15 dan kecepatan pelacakan kontak erat yang harus <72 jam sejak kasus terkonfirmasi," kata Iwan.

Iwan menambahkan, pelonggaran aktivitas ekonomi dan sosial harus dilakukan secara berhati-hati dan bertahap agar tidak terjadi peningkatan kasus lagi.

Menurut dia, prosedur pelonggaran aktivitas harus dirancang dengan teliti berikut perangkat pemantauannya sebelum pelonggaran tersebut dilakukan.

"Saat ini proses pembukaan mal dan industri sudah dilakukan dengan hati-hati oleh pemerintah, dimulai dengan uji coba dahulu. Untuk aktifitas lainnya yang berpotensi kerumuman orang harus dilakukan dengan cara yang sama," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya