Taliban Kuasai Afghanistan dan Duduki Istana, Dubes RI Bakal Dipulangkan

Taliban yang telah menguasai Afghanistan membuat diplomat sejumlah negara dipulangkan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Agu 2021, 11:09 WIB
Pejuang Taliban berpatroli dalam Kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, Kamis (12/8/2021). Ghazni berfungsi sebagai pintu gerbang antara ibu kota dan kubu militan di selatan Afghanistan. (AP Photo/Gulabuddin Amiri)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok militan Taliban telah menguasai Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan. Hal ini membuat diplomat dari sejumlah negara terpaksa kembali ke negaranya masing-masing. 

Misalnya saja Kanada yang telah menutup kantor Kedubesnya dan memulangkan para diplomatnya. 

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia masih merencanakan hal tersebut secara matang. 

"Kontijensi plan disiapkan semua perwakilan RI di luar negeri berdasarkan peraturan untuk mengantisipasi perkembangan politik yang dramatis atau suatu bencana," ujar Teuku Faizasyah, Jubir Kemlu ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (16/8/2021). 

Di sisi lain, pihak Kedubes RI masih memproses persiapan kepulangan para diplomat kembali ke Tanah Air.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Kondisi WNI di Afghanistan

Penumpang berjalan menuju terminal keberangkatan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Sabtu (14/8/2021). Saat Taliban terus merangsek mengepung ibu kota Afghanistan, hanya ada satu jalan keluar bagi mereka yang melarikan diri dari perang, yaitu bandara internasional Kabul. (AP/Rahmat Gul)

Faizasyah memastikan bahwa kantor Kedubes RI di Afghanistan terus memantau kondisi WNI di sana. 

"Kondisi terkini WNI di Afghanistan terus diobservasi dan komunikasi dengan mereka terus berlangsung," ujar Faizasyah lagi. 

3 dari 3 halaman

Kronologi Taliban Kuasai Afghanistan

Suasana lokasi sehari setelah serangan di Kabul, Afghanistan (15/1). Menurut pejabat setempat, seorang pembom bunuh diri Taliban meledakkan kendaraan bermuatan bahan peledak pada Senin malam. (AP Photo/Rahmat Gul)

Pada Agustus 2020, majelis besar tetua Afghanistan, konsultatif Loya Jirga, mengeluarkan resolusi yang menyerukan pembebasan sekitar 5.000 tahanan Taliban, membuka jalan bagi pembicaraan damai langsung dengan kelompok itu untuk mengakhiri perang yang terjadi hampir dua dekade lamanya. 

Pembebasan 400 tahanan adalah bagian dari perjanjian yang ditandatangani oleh AS dan Taliban pada Februari 2021.

Pada Maret 2021, Presiden Ashraf Ghani dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengusulkan kepada pemerintah Afghanistan agar mereka menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan sementara dengan Taliban.

Pada April 2021, Presiden Biden mengumumkan bahwa AS akan menarik pasukan dari Afghanistan pada September 2021.

Kemudian pada Agustus 2021, hanya beberapa bulan setelah AS mulai menarik pasukan, pemerintahan Biden mengirim 5.000 tentara ke Afghanistan setelah Taliban mulai menguasai negara itu.

Pada 15 Agustus 2021, setelah Taliban menguasai setiap kota besar di Afghanistan, selain Kabul, hanya dalam dua pekan - mereka terlibat dalam pembicaraan dengan pemerintah di ibu kota mengenai pihak mana yang akan memerintah negara itu.

Taliban sekarang semakin dekat untuk mengambil kendali penuh atas Afghanistan dan telah merebut istana kepresidenan di Kabul setelah Presiden Ghani meninggalkan negara itu. Pembicaraan sebelumnya untuk membentuk pemerintahan transisi tampaknya telah digagalkan oleh kepergian Ghani.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya