Asal Mula Mubeng Beteng Malam 1 Suro di Yogyakarta

Mubeng beteng adalah tradisi yang dilakukan setiap malam 1 Suro atau pergantian malam tahun baru Islam dalam kalender Hijriah di Keraton Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Agu 2021, 19:30 WIB
Mubeng beteng yang diadakan setiap satu bulan sekali pada hari lahir pasaran Sultan HB X

Liputan6.com, Jakarta Mubeng beteng adalah tradisi yang dilakukan setiap malam 1 Suro atau pergantian malam tahun baru Islam dalam kalender Hijriah di Keraton Yogyakarta. Malam 1 Suro biasanya diperingati dengan tradisi tapa bisu mubeng beteng Keraton Yogyakarta yang dilaksanakan oleh abdi dalem.

Tapa bisu dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta pada tengah malam hingga dini hari tanpa berbicara maupun menggunakan alas kaki.

Tradisi ini dimulai saat lonceng Kyai Brajanala di regol Keben dibunyikan sebanyak 12 kali setelah itu diperdengarkan tembang macapat dari Bangsal Srimanganti. Selanjutnya, Abdi Dalem dan warga berjalan kaki sejauh kurang lebih lima kilometer mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta.

Siapa sangka dulunya tradisi mubeng beteng dilakukan oleh prajurit-prajurit Keraton untuk mengamankan kawasan Keraton Yogyakarta. Lantaran dahulu belum ada benteng yang mengitari kawasan ini.

Meski begitu, hingga saat ini tak pernah ada perubahan sedikit pun dalam prosesi pelaksanaan tradisi ini. Kini bagian terdepan rombongan tradisi mubeng beteng merupakan abdi dalem yang mengenakan pakaian Jawa tanpa keris. Mereka berjalan sambil membawa bendera Indonesia dan panji-panji Keraton Yogyakara.

Para abdi dalem dan masyarakat yang berpartisipasi berjalan memutari benteng Keraton sambil memanjatkan doa untuk kedamaian dan keselamatan. Biasanya tradisi mubeng beteng akan dilaksanakan dari sisi kiri atau barat keraton.

Arah ini mengandung filosofi tersendiri, kiri atau kiwo dipilih dengan harapan tradisi ini ngiwake (mengkirikan) atau membuang hal-hal buruk. Namun ada kalanya tradisi ini dimulai dari arah Timur Keraton Yogyakarta atau tak searah jarum jam. Seperti pelaksanaan tradisi mubeng beteng pada tahun 2018, saat itu dinilai dalam kondisi pagebluk atau sedang dalam masa prihatin.

Pada pergantian malam satu suro di 2021, tradisi tapa bisu mubeng beteng ditiadakan karena sedang dalam masa PPKM darurat akibat pandemi Covid-19.

 

(Tifani)

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya