5 Respons Wagub hingga Polisi soal Dugaan Adanya Kartel Kremasi di Jakarta

Adanya keluhan warga soal mahalnya biaya dan dugaan adanya kartel kremasi di masa pandemi Covid-19 membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Jul 2021, 18:30 WIB
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun (kiri) dengan alat pelindung diri berdoa selama kremasi ayahnya yang meninggal karena virus corona COVID-19 di Gauhati, India pada 28 September 2020. (AP Photo/Anupam Nath)

Liputan6.com, Jakarta - Adanya keluhan warga soal mahalnya biaya dan dugaan adanya kartel kremasi di masa pandemi Covid-19 membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara.

Seperti diketahui, sebelumnya warga Jakarta Barat bernama Martin bercerita dirinya sempat didatangi petugas yang mengaku dari Dinas Pemakaman dan menawarkan kremasi sang ibu mertua namun dengan tarif Rp 48,8 juta di daerah Karawang, Jawa Barat.

Menurut Riza, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana membangun krematorium.

Hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi warga Jakarta yang akan melakukan kremasi jenazah. Kendati, Riza belum bisa membocorkan lebih lanjut mengenai rencana tersebut.

"DKI memang berniat untuk menyiapkan tempat kremasi, konsepnya dan tempat dan sebagainya. Supaya bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang murah dan baik untuk kepentingan masyarakat," ujar Riza Patria seperti dikutip dari Antara, Selasa, 20 Juli 2021.

Sementara itu, aparat kepolisian pun bergerak cepat. Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyatakan, pihaknya tengah mengusut kasus dugaan kartel kremasi jenazah Covid-19.

Berikut 5 tanggapan terkait mahalnya biaya dan dugaan adanya kartel kremasi di Jakarta pada masa pandemi Covid-19 dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 6 halaman

Wagub Sebut Pemprov DKI Jakarta Akan Bangun Krematorium

Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria (tengah) berbincang dengan dokter spesialis paru dr M Yanuar (kiri) dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Widyastuti, MKM saat meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) khusus Covid-19 di Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (3/10/2020). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria turut merespons keluhan warga soal mahalnya biaya kremasi jenazah Covid-19.

Dia menyatakan bahwa saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berencana membangun krematorium.

Hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi warga Jakarta yang akan melakukan kremasi jenazah. Kendati, Riza belum bisa membocorkan lebih lanjut mengenai rencana tersebut.

"DKI memang berniat untuk menyiapkan tempat kremasi, konsepnya dan tempat dan sebagainya. Supaya bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang murah dan baik untuk kepentingan masyarakat," ujar Riza Patria seperti dikutip dari Antara, Selasa 20 Juli 2021.

 

3 dari 6 halaman

Wagub Minta Pengelola Kremasi Tak Cari Untung di Tengah Pandemi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. (Ist)

Lebih lanjut, Riza yang juga merupakan politikus Partai Gerindra itu mengimbau kepada pengelola tempat kremasi jenazah di Jakarta agar tidak mencari keuntungan di tengah situasi krisis akibat pandemi Covid-19.

"Tentukan harga tarif yang wajar dan terjangkau bagi kepentingan masyarakat banyak. Jadi jangan ada lagi yang mematok harga tidak wajar atau berlebihan," kata Riza.

Riza menyatakan, situasi seperti ini seharusnya dimanfaatkan untuk saling tolong-menolong dan membantu terhadap sesama yang membutuhkan.

 

4 dari 6 halaman

Diusut Kabareskrim Polri

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto memberikan arahan kepada jajarannya. (Sumber: Humas Polri)

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyatakan, pihaknya tengah mengusut kasus dugaan kartel kremasi jenazah Covid-19. Dia pun meminta masyarakat yang menjadi korban untuk melapor ke polisi.

"Sedang dilidik ya. Kalau ada korbannya ikut membantu, monggo silakan (lapor)," kata Agus dalam keterangan tertulis, Rabu 21 Juli 2021.

 

5 dari 6 halaman

Harapkan Korban Lapor Polisi

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengecek langsung ke pabrik obat PT Pyridam Farma di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (9/7/2021).

Pernyataan Agus sedang melakukan lidik sekaligus menjawab keluhan pengacara ternama Hotman Paris Hutapea terkait mahalnya biaya kremasi jenazah Covid-19 yang disampaikan lewat akun Instagram pribadinya, @hotmanparisofficial.

Hotman mengaku menerima banyak keluhan dari masyarakat perihal melambungnya biaya kremasi. Dia pun meminta Kapolri untuk mengusut kasus tersebut.

Terkait hal itu, Agus kembali mendorong para korban untuk membuat laporan resmi ke polisi. Agus mengingatkan kepada semua pihak agar tak memanfaatkan situasi pandemi Covid-19.

"Silakan (membuat laporan). Mari bergandengan tangan untuk membantu meringankan beban masyarakat oleh kelakuan para pengkhianat mencari keuntungan di tengah pendemi yang terjadi," jelas Agus.

 

6 dari 6 halaman

Polres Jakbar Periksa Pemilik Yayasan

Seorang pria Nepal berjalan di antara dua tumpukan kayu saat mengkremasi jenazah korban COVID-19 di dekat kuil Pashupatinath di Kathmandu, Rabu (5/5/2021). Nepal kewalahan oleh lonjakan Covid-19 ketika wabah India menyebar ke seluruh Asia Selatan. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mengusut dugaan adanya kartel kremasi saat pandemi Covid-19. Keluhan itu disampaikan oleh seorang warga Jakarta Barat, Martin.

Kapolres Metro Jakbar Kombes Ady Wibowo menyebut, pihaknya telah memeriksa pemilik yayasan yang dituding mencari keuntungan di tengah pandemi Covid-19 tersebut.

"Kita baru undang klarifikasi pemilik yayasan," ucap Ady saat dimintai konfirmasi soal dugaan kartel kremasi, Rabu 21 Juli 2021.

Ady belum bersedia membeberkan secara gamblang terkait kasus tersebut. Kasus itu masih ditangani jajaran Satreskrim Polres Metro Jakbar.

"Masih kita dalami/lidik," tegas Ady.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya