Tim Mitigasi IDI Catat 545 Dokter Meninggal Akibat COVID-19

Hingga 18 Juli 2021, Tim Mitigasi IDI mencatat ada 545 dokter meninggal akibat COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 18 Jul 2021, 15:42 WIB
Petugas menurunkan tiga peti jenazah dari ambulance RSUD Pasar Rebo di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Senin (28/6/20121). Sudah lebih dari dua pekan petugas kewalahan memakamkan korban covid-19, dimana dalam seharinya mereka memakamkan rata-rata 110 jenazah. (merdelka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Hingga 18 Juli 2021, Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat ada 545 dokter meninggal akibat COVID-19. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding kematian dokter pada Juni 2021.

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi PB IDI Mahesa Paranadipa mengungkapkan, peningkatan angka kematian dokter akibat COVID-19 pada Juli 2021 mencapai lebih dari 100 persen.

"Kalau melihat data kematian dokter pada bulan Juli ini angkanya sudah melebihi 100 persen dibanding jumlah kematian pada Juni yang lalu, yakni 114 dokter meninggal. Itu dari data-data yang dilaporkan, belum data-data yang mungkin belum dilaporkan pada kami," ungkapkatan Mahesa saat dialog Update Kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Resiko Mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan, Minggu (18/7/2021).

"Sehingga total kematian dokter saat ini di angka 545 sejawat dokter yang meninggal. Paling banyak Jawa Timur dengan 110 dokter meninggal."

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Overwork dan Lonjakan COVID-19 Pengaruhi Imunitas Dokter

Keluarga korban Covid-19 berdoa usai penguburan di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Senin (28/06/20121). Sudah lebih dari dua pekan petugas kewalahan memakamkan korban covid-19, dimana dalam seharinya mereka memakamkan rata-rata 110 jenazah dari pagi hingga pukul 23.00. (merdelka.com/Arie Basuki)

Tim Mitigasi PB IDI terus memantau kondisi dokter karena jumlah dokter yang meninggal dunia lebih banyak. Mereka adalah tulang punggung perawatan kesehatan.

Menurut Mahesa Paranadipa, tidak semua dokter spesialis saat ini bisa turun melakukan perawatan di ruang isolasi. Ini mempertimbangakan faktor risiko, komorbid dan lain-lain.

"Kami juga sudah memberikan pedoman terkait perlindungan dan hampir sebagian besar dokter disuntik vaksin dosis kedua. Namun, karena lonjakan kasus pasien COVID-19 yang cukup tinggi berujung overload beban kerja atau overwork dalam waktu lama," katanya.

"Tentunya, kondisi di atas akan menimbulkan kelelahan, yang mengakibatkan imunitas tenaga kesehatan menurun. Dengan lonjakan yang terjadi hari demi hari, teman-teman sejawat dokter yang turun di lapangan mengalami permasalahan."

3 dari 3 halaman

Infografis Ayo Jaga dan Tingkatkan Imunitas Tubuh

Infografis Ayo Jaga dan Tingkatkan Imunitas Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya