Di Tengah Pandemi Covid-19, PKS Nilai Keluarga Jadi Pondasi Ketahanan Bangsa

Keluarga, dinilai PKS sebagai pondasi kemajuan bangsa karena darinya lahir generasi yang akan menentukan masa depan bangsa.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2021, 17:24 WIB
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga, dinilai PKS sebagai pondasi kemajuan bangsa karena darinya lahir generasi yang akan menentukan masa depan bangsa.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menilai, jika keluarga kokoh, orangtua tidak hanya memenuhi kebutuhan materi anak saja, tetapi juga menanamkan nilai dan membentuk karakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Maka dengan begitu, kata Jazuli, bangsa ini akan kuat.

Hal tersebut disampaikan Jazuli saat memberikan sambutan dalam acara Program Nasional Fraksi PKS yaitu Webinar dan FGD dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional dan Hari Anak Nasional 2021 dengan tema Saatnya Menjadi Orangtua.

"Sebuah bangsa akan kokoh dan kuat jika generasinya kuat. Generasi kuat dan kokoh lahir dari keluarga yang kuat dan kokoh pula. Sebaliknya, jika keluarga rapuh, anak bangsa juga pasti akan rapuh," ujar Jazuli melalui keterangan tertulis, Kamis (15/7/2021).

Anggota Komisi I DPR dari dapil Banten ini lantas berpesan agar orangtua benar-benar berperan menjadi orangtua seutuhnya, sehingga mampu membentuk generasi yang memiliki orientasi benar.

Jazuli menegaskan, sesibuk apapun orangtua, jangan sampai melupakan tugas dan tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dalam mendidik serta menanamkan nilai pada anak.

"Atas dasar itulah, Fraksi PKS DPR RI mengusulkan RUU Ketahanan Keluarga Indonesia agar generasi Indonesia ini memiliki orientasi kebangsaan, intelektual, moral, sosial dan keagamaan yang kokoh. Sehinga bangsa ini akan menjadi besar dan bisa bersaing dengan bangsa lain," pungkas Jazuli.

Dia pun kemudian menjelaskan, diskusi publik lewat virtual yang bekerjasama dengan Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP PKS ini dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional dan Hari Anak Nasional.

Disksui dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral maupun konstitusional Fraksi PKS DPR RI dalam menjaga keluarga dan masa depan generasi bangsa.

Acara dilakukan secara daring melalui zoom meeting yang dibuka oleh Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri.

Acara menghadirkan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat kementrian PPA Indra Gunawan, anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati, Ketua I Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, serta Psikolog Irma Gustiana Andriani.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Keluarga Pilar Utama Pembangunan

Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri memberi sambutan saat Launching Hari Aspirasi F-PKS, Jakarta, Selasa (17/11/2015). Hari Aspirasi Rakyat ini dalam rangka menjalankan amanah wakil rakyat yang berasal dari PKS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri menekankan pentingnya pengokohan peran keluarga. Terlebih lagi, kata dia, di masa pandemi yang kini melanda bangsa Indonesia.

Menurut Salim, keberhasilan pembangunan ditentukan dari kemampuan keluarga melahirkan generasi yang berkualitas.

"Kita menghadapi peluang bonus demografi pada tahun 2030-2040 dimana proporsi penduduk produktif akan melimpah, diprediksi lebih dari 64 persen. Peluang itu akan bermakna kalau dikelola dengan baik, tapi akan menjadi masalah besar kalau gagal mengelolanya dan itu berangkat dan bermuara pada peran keluarga selain institusi pendidikan," papar Salim.

Menteri Sosial periode 2009-2014 ini mengatakan, pemerintah harus hadir dengan intervensi kebijakan yang membangun keluarga Indonesia agar menjadi keluarga kuat dan tangguh dalam melahirkan generasi yang berkualitas baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual.

"Hal itu tidak mudah karena keluarga Indonesia memiliki rentang disparitas yang lebar," ucap dia.

Menurut Salim, soal pembelajaran jarak jauh saja menjadi masalah serius bagi sebagian besar keluarga, terutama bagi masyarakat miskin, marginal, pinggiran, pelosok yang tidak terjangkau akses teknologi dan tidak memiliki kemampuan ekonomi.

"Kita butuh desain dan konsep pembangunan keluarga yang komprehensif agar seluruh keluarga terberdaya di tengah lebarnya disparitas ekonomi, pendidikan, daya dukung lingkungan, dan keterbatasan-keterbatasan yang ada, apalagi di tengah pandemi ini," pungkas Salim.

3 dari 3 halaman

7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya