Strategi Perusahaan Logistik Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

CEO Anteraja Suyanto Tjoeng menuturkan ada beberapa strategi yang digunakan perusahaan logistik untuk bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 13 Jul 2021, 21:00 WIB
Truk yang akan menyeberang ke Sumatera memasuki Pelabuhan Merak, Banten, Senin (18/5/2020). Akibat larangan mudik dan pemberlakuan PSBB aktivitas di Pelabuhan Merak makin sepi dan hanya melayani penyeberangan truk pengangkut barang kebutuhan pokok. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi COVID-19, perusahaan logistik berusaha berinovasi agar minat masyarakat untuk menggunakan jasa pengiriman tetap terjaga.

CEO Anteraja Suyanto Tjoeng menuturkan ada beberapa strategi yang digunakan perusahaan logistik untuk bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19. Salah satu kolaborasi dengan perusahaan lain untuk menjangkau konsumen ritel.

"UMKM saat ini bertumbuh sangat pesat dan memang harus didukung, kita mendukung akses ke pasar dengan berkolaborasi bersama e-commerce," katanya secara virtual, Selasa (13/7/2021).

Strategi selanjutnya ialah melakukan adaptasi model bisnis. Dalam penjelasannya, Suyanto mengatakan, penumpang pesawat yang mengalami penurunan membuat sejumlah maskapai mengubah bisnis dengan memperdayakan aramda sebagai pengangkut barang.

"Hal ketiga yang bisa dilakukan ialah memacu efisiensi dengan menerapkan teknologi informasi (TI)," ujarnya.

Suyanto juga menuturkan bila pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan inovasi layanan logistik, efisiensi supply chain dalam mendukung berbagai industri menjadi hal yang harus dilakukan.

"Kami juga menggunakan konsep track, trace, dan timeliness. Tak lupa juga membangun kompetensi logistik berbasis teknologi sehingga daya saing logistik nasional dapat lebih meningkat dan menarik perhatian," tuturnya.

Ikut berkontribusi membantu tenaga kesehatan dan masyarakat, perusahaan juga membantu 1 juta shipper untuk melayani pelanggan, mempercepat distribusi medis dan alat kesehatan dengan kualitas logistik terbaik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Sektor Logistik Membaik

(Foto:Dok.Anteraja)

Sebelumnya pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun lalu membuat beberapa sektor mengalami penurunan, salah satunya logistik. 

CEO Anteraja, anak usaha PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) Suyanto Tjoeng menyebut, sektor logistik turun hingga 30,8 persen di kuartal II tahun lalu.

"Tahun lalu di awal pandemi, sektor logistik sangat terdampak sekali. Terlebih saat kasus pertama virus Covid-19 ditemukan," kata Suyanto secara virtual, Selasa, 13 Juli 2021.

Meski demikian, untuk subsektor kurir dan pos, Suyanto menegaskan pemulihan yang terjadi akan lebih cepat dibandingkan subsektor logistik lainnya.

Hal ini tak terlepas dari bisnis perdagangan elektronik (e-commerce) yang juga naik signifikan pada masa pandemi COVID-19. Untuk sektor logistik pada kuartal I 2021,  perbaikan mulai terjadi.  Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontraksi yang terjadi berada di angka 0,54 persen.

"Sebelum pandemi COVID-19, sektor logistik tumbuh 1,3 persen. Untuk penerbangan udara juga mengalami penurunan 0,28 persen. Namun, pos dan kurir hanya terkontraksi 0,1 persen," ujarnya.

Dari data Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce tercatat mencapai Rp 253 triliun tahun lalu. Sedangkan tahun ini,  diprediksi naik menjadi Rp 337 triliun.

"Masih ada peluang di sektor logistik, terutama pergudangan, pos, dan kurir. Pembangunan infrastruktur yang memicu efisiensi sektor logistik juga menjadi salah satu penopang," ujarnya.

Kinerja logistik Indonesia juga disebut mengalami perbaikan. Berdasarkan peringkat Logistics Performance Index (LPI), Indonesia berhasil naik dari posisi 75 pada 2010 menjadi peringkat 46 di 2018. Khusus Asean, Indonesia berada di posisi lima. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya