Moeldoko: Untuk Saat Ini, Berikan Kritik Disertai Solusi

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak masyarakat untuk tidak terlalu pesimistis dan meragukan kemampuan Indonesia untuk keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 10 Jul 2021, 08:26 WIB
Kepala Staf Presiden Moeldoko saat wawancara dengan KLY di Jakarta, Rabu (16/1). Dalam wawancara tersebut Moeldoko memaparkan kinerja kerja pemerintahan Jokowi-JK hingga saat ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak masyarakat untuk tidak terlalu pesimistis dan meragukan kemampuan Indonesia untuk keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19. Sebaliknya, mantan Panglima TNI ini mendorong masyarakat menyatukan daya dan kekuatan mencari solusi.

“Dalam hal apapun pesimisme tidak akan pernah membuat masalah terselesaikan. Pesimisme membuat otak kreatif kita buntu, energi kita habis tersedot,” kata Moeldoko dalam keterangannya, Sabtu (10/7/2021).

Moeldoko meminta agar semua pihak melepaskan perbedaan, dan memberi kritik membangun agar bisa berkontribusi kepada kemajuan bangsa ini.

“Pemerintah tidak anti-kritik, namun untuk saat ini marilah sertai kritikan dengan solusi. Bantu kami berpikir dan bantu kami menyelamatkan masyarakat. Mari kita sama-sama bergerak untuk pemulihan bersama,” himbaunya.

Adapun Presiden Joko Widodo pada hari Kamis tanggal 1 Juli lalu mengumumkan kebijakan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di 122 kabupaten dan kota di Jawa dan Bali sejak 3 Juli hingga 20 Juli.

PPKM darurat merupakan salah satu skenario pemerintah untuk menekan penyebaran. Mobilitas orang tanpa gejala atau OTG dapat dikendalikan, karena mereka yang berstatus OTG inilah yang berbahaya dalam penyebaran virus,” lanjut Moeldoko.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Upaya Pemerintah

Menurutnya, pemerintah telah mengupayakan segala lini baik dari segi re-alokasi anggaran, penyediaan tambahan tempat tidur bagi pasien, pengadaan oksigen, upaya percepatan vaksin, hingga tindakan tegas yang diberikan pada para pelanggar PPKM darurat serta para penimbun obat-obatan dan oksigen.

Namun, Moeldoko mengakui penerapan PPKM bukan tanpa tantangan. Berdasarkan pantauan dari pemerintah, tingkat mobilitas masyarakat di masa PPKM darurat baru minus 30 persen, kata Moeldoko. PPKM baru akan dianggap berhasil jika mampu menekan mobilitas di minus 50 persen.

“Oleh sebab itu pemerintah tetap akan memperketat PPKM sampai tanggal 20 Juli,” tegas Moeldoko.

“Indonesia pulih karena saya, Indonesia pulih karena kamu, dan Indonesia pulih karena kita,” tutup Moeldoko.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya