Kasus Melonjak, Puluhan Nakes di Jember Positif Covid-19

Hingga awal Juli ini, sebagian besar sudah sembuh dan tinggal 12 orang tenaga kesehatan yang masih dirawat dan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2021, 06:46 WIB
Tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap di zona merah Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jember - Puluhan tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terpapar virus corona penyebab COVID-19 karena diduga mereka kelelahan bekerja seiring meningkatnya kasus positif di wilayah setempat.

Berdasarkan data ketersediaan tempat tidur COVID-19 pada Selasa tercatat rata-rata tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di Jember mencapai 87,78 persen.

"Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Paru yang terpapar COVID-19 sebanyak 27 orang sejak Januari hingga Juni, namun kami tetap berusaha maksimal untuk melayani pasien yang terkonfirmasi positif," kata Direktur RS Paru Sigit Kusumajati di Kabupaten Jember, Selasa, 6 Juli 2021, dilansir dari Antara.

Hingga awal Juli ini, lanjut dia, sebagian besar sudah sembuh dan tinggal 12 orang tenaga kesehatan yang masih dirawat dan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"Kondisi tenaga kesehatan kami yang terkonfirmasi positif berangsur-angsur membaik dan mudah-mudahan hasil usapnya (swab) negatif, sehingga bisa kembali melayani pasien di RS Paru Jember," tuturnya.

Ia menjelaskan ada empat ruangan isolasi khusus dengan jumlah 49 tempat tidur di RS Paru Jember yang digunakan untuk menangani pasien COVID-19 dan masing-masing ruang isolasi tersebut dijaga oleh 16-23 tenaga kesehatan setiap harinya.

"Sebenarnya RS Paru Jember kekurangan tenaga kesehatan dan kami tidak mungkin membuka ruangan lagi untuk pasien COVID-19 dengan jumlah tenaga kesehatan yang sangat terbatas karena berisiko tinggi tenaga kesehatan akan sangat kelelahan," katanya.

Sementara di RSD dr. Soebandi Jember tercatat jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 34 orang, baik yang dirawat maupun isolasi mandiri di rumah.

"Tenaga kesehatan yang dirawat sampai Juli 2021 sebanyak empat orang dan yang isolasi mandiri sebanyak 29 orang," kata Pelaksana Tugas Wakil Direktur SDM dan Pendidikan RSD dr Soebandi Jember drg. Arief Setiyoargo.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

548 Nakes Terpapar Covid-19

Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) saat swab test massal di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Swab test massal untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 ini dapat memeriksa 180 orang per hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ia menjelaskan tenaga kesehatan di rumah sakit milik Pemkab Jember yang terpapar COVID-19 secara kumulatif sejak Maret 2020 hingga Juni 2021 sebanyak 219 orang.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker yang benar, mencuci tangan setelah kontak dengan benda di sekitar, jaga jarak, dan menjauhi kerumunan agar tidak terpapar COVID-19," tuturnya.

Arif juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk menekan penyebaran virus Corona.

Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan sejak Maret 2020 hingga pertengahan Juni 2021 tercatat jumlah tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 sebanyak 548 tenaga kesehatan dan dua dokter di antaranya meninggal dunia, yakni dokter umum dan spesialis obgyn.

Tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam menangani pasien COVID-19 yang trennya semakin meningkat, namun informasi yang dihimpun di lapangan insentif tenaga kesehatan selama beberapa bulan belum dicairkan oleh pemerintah.

Selain itu, pemerintah juga belum membayar tepat waktu klaim tunggakan rumah sakit yang merawat pasien COVID-19, sehingga berdampak terganggunya arus kas (cashflow) rumah sakit di saat jumlah pasien yang terkonfirmasi positif yang menjalani perawatan meningkat.

Stok alat pelindung diri (APD) tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit seperti di RS Paru Jember juga mulai menipis seiring dengan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit setempat juga meningkat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya