Harga Ivermectin hingga Susu Bear Brand Melonjak, Aksi Cari Untung Sesaat kala Pandemi Covid-19

Muncul kabar jika ada segelintir orang yang memanfaatkan keadaan untuk mengambil keuntungan sepihak. Harga obat maupun kebutuhan sehari-hari mulai naik.

oleh Athika Rahma diperbarui 04 Jul 2021, 12:16 WIB
Obat Ivermectin. Foto: AFP

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menerapkan kebijakan PPKM darurat demi menahan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Seiring sejalan langkah vaksinasi digenjot untuk diberikan ke masyarakat.

Namun seiring langkah pemerintah ini, muncul kabar jika ada segelintir orang yang memanfaatkan keadaan untuk mengambil keuntungan sepihak. Harga obat maupun kebutuhan sehari-hari mulai naik.

Seperti obat Ivermectin yang bisa ditemukan dijual bebas melalui situs belanja online dengan harga selangit. Harga mencapai ratusan ribu rupiah, naik berkali lipat dari harga eceran aslinya.

Obat Ivermectin dianggap bisa meringankan pasien COVID-19 dengan gejala parah. Meski hingga saat ini butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya dalam penanganan Covid-19.

 

Obat Ivermectin. Foto: AFP

Alhasil, pemerintah mengambil tindakan untuk mengatur harga obat di pasaran agar tidak merugikan masyarakat. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menetapkan harga eceran tertinggi obat terapi COVID-19, termasuk Ivermectin.

Ini tertuang melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/4826/2021 tentang Harga Eceran Tertinggi Obat Dalam Masa Pandemi COVID-19.

“Harga eceran tertinggi ini merupakan harga jual tetinggi obat di Apotek, Instalasi farmasi, RS, klinik dan Faskes yang berlaku di seluruh Indonesia,” kata Budi pada Konferensi Pers secara virtual, Sabtu (3/7/2021).

 

 

Susu Bear Brand. Dok Liputan6.com

Selain obat, kebutuhan sehari-hari juga mulai diserbu masyarakat. Seperti yang sedang viral video yang menggambarkan masyarakat tengah berebut susu yang dikenal susu beruang Bear Brand di salah satu ritel modern.

Dalam video berdurasi 30 detik tersebut, sejumlah warga tampak berebut untuk mengambil kantong-kantong Bear Brand. Bahkan, karena banyaknya masyarakat berusaha mengambil, membuat kemasan botol susu ini berjatuhan serta membuat troli belanja salah satu pembeli terbalik.

Salah satu konsumen bernama Pamulang bernama Tantri (37) mengakui jika merasakan kesulitan mendapatkan susu beruang tersebut. Padahal sebelumnya selalu mudah ditemukan. Bahkan banyaknya masyarakat yang membeli Bear Brand membuat pengelola ritel modern membatasi pembelian.

"Saya kaget saat belanja bulanan tidak bisa berbelanja Bear Brand dengan ukuran satu pak yang biasa saya lakukan di hypermart dekat rumah di kawasan Pamulang. Katanya hanya boleh beli satuan kaleng dan dibatasi hanya 6 kaleng," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu (3/7/2021).

 

 

Susu Bear Brand. Dok Liputan6.com

Pengurus Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Irwan S Widjaja menyatakan jika aksi borong yang dilakukan oleh masyarakat terhadap produk tertentu seperti susu beruang Bear Brand ini merupakan respons terhadap kondisi yang terjadi saat ini, terutama akibat meningkatnya kasus Covid-19.

"Kalau yang kita tahu sejak dulu kan susu itu (Bear Brand) katanya bisa membantu orang yang keracunan, mengalami sakit pencernaan. Cuma perihal disebut itu (video) berkaitan dengan Covid-19, itu pasti. Sekarang lagi heboh, apa-apa Covid-19. Karena stigma orang ketakutan, jadi apa-apa dibeli," jelas kepada Liputan6.com, Sabtu (3/7/2021).

Irwan pun menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan pembelian terhadap sebuah produk secara berlebihan seperti susu Bear Brand. Dengan demikian, tidak akan menimbulkan gejolak harga nantinya.

"Kalau melihat kondisi sekarang, seperti orang butuh oksigen tapi kemudian tidak ada, itu semacam keterkejutan orang dengan situasi kondisi saat ini. Tapi nanti kita akan coba cek lagi," tutup dia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya