FOTO: Bahaya Sampah Laut di Kampung Nelayan

Berdasarkan data dari TKN PSL Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, total sampah yang masuk ke laut Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 521.540 ton, di mana sekitar 12.785 ton berasal dari aktivitas di laut.

oleh Johan Fatzry diperbarui 08 Jun 2021, 21:45 WIB
Bahaya Sampah Laut di Kampung Nelayan
Berdasarkan data dari TKN PSL Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, total sampah yang masuk ke laut Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 521.540 ton, di mana sekitar 12.785 ton berasal dari aktivitas di laut.
Aktivitas nelayan di dekat tumpukan sampah di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (8/6/2021). Berdasarkan data TKN PSL Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, total sampah yang masuk ke laut Indonesia tahun 2020 diperkirakan 521.540 ton. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Tumpukan sampah laut yang mencemari Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (8/6/2021). Dimana sampah tersebut sekitar 12.785 ton berasal dari aktivitas di laut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Nelayan memasak makanan usai melaut di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (8/6/2021). Rata-rata sampah laut yang mencemari kawasan pesisir berjenis plastik, busa dan styrofoam yang sulit terurai hingga 450 tahun. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga Kampung Nelayan Cilincing saat bercengkerama di dekat dermaga, Jakarta Utara, Selasa (8/6/2021). Berdasarkan data TKN PSL Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, total sampah yang masuk ke laut Indonesia tahun 2020 diperkirakan 521.540 ton. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Tumpukan sampah laut yang mencemari Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (8/6/2021). Dimana sampah tersebut sekitar 12.785 ton berasal dari aktivitas di laut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Aktivitas nelayan di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (8/6/2021). Tidak hanya merusak biota, sampah yang terbawa arus laut ini juga berdampak pada kesehatan nelayan atau warga pesisir seperti mudah terserang penyakit dan gizi burukbagi anak-anak. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya