PBNU: Pesantren di Bawah NU Ikuti Keputusan Pemerintah untuk Tidak Mudik

Menurut Marsudi, ketaatan pesantren PBNU terhadap protokol kesehatan yang diamanahkan pemerintah tercermin dari bebasnya para santri dari Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2021, 16:14 WIB
Ketua PBNU KH. Marsudi Syuhud memberikan sambutan pada acara bedah buku Membela Islam, Membela Kemanusiaan yang mengangkat tema Merawat Keindonesiaan di Tengah Ancaman Politik Sara di Jakarta, Jumat (6/4). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud memastikan, seluruh pesantren pengikut Nahdlatul Ulama mematuhi keputusan pemerintah untuk tidak mudik yang mulai berlaku sejak Kamis, 6 Mei 2021 lalu.

Marsudi mengatakan, peran pesantren NU sangat vital dalam mengurangi penularan pandemi Covid-19. Sejauh ini, total 28.000 pesantren dengan enam juta santri berada di bawah naungan PBNU di seluruh Indonesia.

"Kami mempunyai tiga ribu Gugus Tugas Covid-19. Sesungguhnya kalau di setiap kabupaten, kami mempunyai komunikasi antarpondok pesantren yang satu sama lain khususnya di bawah NU ini. Maka ketika sekarang tidak boleh diperbolehkan mudik, yah sudah tidak mudik," kata Marsudi, Rabu (5/5/2021).

Menurut Marsudi, ketaatan pesantren PBNU terhadap protokol kesehatan yang diamanahkan pemerintah tercermin dari bebasnya para santri dari Covid-19. Meski demikian, larangan santri mudik membawa kontribusi besar agar penularan Covid-19 di Tanah Air dapat diatasi dengan cepat.

Dia menambahkan, kurangnya kasus Covid-19 di pesantren belajar dari kasus terpaparnya 539 santri di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kabupaten Banyuwangi pada September 2020.

"Sesungguhnya yang di pondok rata-rata aman. Anak ini, anak aman. Kalau cek kesehatan, dia (santri) tidak fit langsung isolasi. Kalau reaktif saja, belum positif, itu langsung diisolasi," katanya.

Terkait sikap elite yang berbeda terhadap boleh tidaknya santri mudik, Marsudi mengatakan hal itu membuat para santri bingung. Kendati demikian, dia kembali memastikan semua pesantren mematuhi larangan tidak mudik tersebut.

 

** #dilarangmudik 

     #ingatpesanibu

     #DILARANG MUDIK

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pulang Sebelum Larangan Mudik

Santri melakukan swab test di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Kamis (12/11/2020). Pengelola pesantren bekerja sama dengan GTPPC Kota Depok dan RS UI melakukan swab test massal terhadap puluhan santri dan pengasuh pondok pesantren. (merdeka.com/Arie Basuki)

Adapun santri yang terlanjur pulang, menurutnya sudah terjadi jauh-jauh hari sebelum pemerintah menyatakan larang mudik.

"Sudah gak ada. Misalnya ada, waktu sebelum puasa memang sudah ada yang pulang. Itu biasanya rombongan, tidak pakai bus umum. Anak saya kemarin di Jawa Timur, pulangnya rombongan," jelas dia.

Di sisi lain, Marsudi mengapresiasi pondok pesantren yang mematuhi larangan pemerintah tersebut. Dia juga mendorong pemerintah untuk memberikan apresiasi kepada pesantren yang taat dan patuh terhadap larangan tersebut.

"Kami mengapresiasi pesantren yang melaksanakkan protap dan melaksanakkan aturan pemerintah. Betapapun berat ya tetap mereka jalankan. Apresiasi untuk para kiai-kiai dan pengurus pesantren," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya