Kaspersky: Ada Aktivitas Kejahatan Siber Berkedok Vaksinasi Covid-19

Kaspersky mengungkap, ada banyak aktivitas kejahatan siber yang menarget data pribadi dan informasi finansial pengguna dengan kedok vaksin Covid-19.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Mei 2021, 13:30 WIB
Vaksin COVID-19 Pfizer Inc and BioNTech dipotret di Rumah Sakit Anak Rady, San Diego, California, Amerika Serikat, 15 Desember 2020. Vaksin COVID-19 buatan Pfizer telah mendapat otorisasi darurat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan Meksiko. (ARIANA DREHSLER/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Para penjahat siber terus mencari cara baru untuk mencuri data pengguna. Kategori pandemi pada 2021 menjadi salah satu kedok yang banyak dipakai untuk serangan siber.

Para penjahat siber juga secara intensif menggunakan email spam terkait Covid-19 dan halaman phishing untuk mendapatkan keuntungan dari pandemi.

Terbaru, laporan Kaspersky mengenai 'spam and phishing 2021' mengungkap, para pelaku kejahatan siber terus mengeksploitasi dengan tema pandemi, terutama berfokus pada proses vaksinasi.

Mengutip keterangan Kaspersky yang diterima Liputan6.com, Rabu (5/5/2021), pakar Kaspersky menemukan berbagai jenis halaman phishing yang didistribusikan ke seluruh dunia.

Selain email spam, penerima juga diundang untuk mendapatkan vaksin, berpartisipasi dalam survei, atau mendiagnosis Covid-19. Misalnya, beberapa pengguna di Inggris Raya menerima email yang terlihat seperti dari Layanan Kesehatan Nasional negara tersebut.

Para penerima email diundang untuk vaksinasi setelah terlebih dahulu mengkonfirmasi kesediaan mereka untuk divaksinasi.

Untuk membuat janji vaksinasi, pengguna diharuskan mengisi formulir dengan data pribadinya, termasuk detail kartu bank. Dengan mengisi form tersebut, pengguna menyerahkan data pribadi dan informasi finansial mereka kepada para penipu online.

2 dari 3 halaman

Survei Vaksinasi Palsu hingga Email Palsu dari Produsen Vaksin

Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)

Cara lain untuk mendapatkan akses ke data pribadi pengguna adalah melalui survei vaksinasi palsu. Para penipu online mengirim email atas nama perusahaan farmasi besar yang memproduksi vaksin Covid-19, mengundang penerima untuk mengikuti survei.

Semua peserta dijanjikan hadiah atas partisipasi mereka dalam survei. Setelah menjawab pertanyaan, korban dialihkan ke halaman berkedok 'hadiah'.

Pengguna pun diminta mengisi formulir dengan informasi pribadi. Dalam beberapa kasus, penipu online juga meminta pembayaran sejumlah token yang diklaim untuk pengiriman.

Cara terakhir yang ditemukan ahli Kaspersky adalah email spam yang menawarkan layanan atas nama pabrikan Tiongkok. Email tersebut menawarkan produk untuk mendiagnosis dan mengobati virus, namun paling utama adalah penjualan jarum suntik vaksinasi.

Pakar Keamanan Kaspersky, Tatyana Shcherbakova mengatakan, kondisi ini masih akan terjadi di 2021.

"Para pelaku kejahatan siber masih aktif memanfaatkan tema Covid-19 untuk memikat calon korban. Saat program vaksinasi diluncurkan, pelaku spam mengadopsi proses tersebut sebagai umpan," katanya.

Untuk itu, para pengguna internet harus ingat bahwa kemungkinan kesepakatan yang berhasil dari penawaran menggiurkan tersebut adalah nol.

3 dari 3 halaman

Tips Hindari Phishing Berkedok Vaksin Covid-19

Untuk menghindari jadi korban penipuan berkedok vaksin, Kasperky menyarankan pengguna untuk:

- Bersikap skeptis terhadap berbagai penawaran dan promosi disertai hadiah

- Verifikasi bahwa pesan memang berasal dari sumber yang bisa dipercaya

- Tidak mengikuti tautan dari email, pesan instan, atau komunikasi via medsos yang mencurigakan

- Pastikan periksa keaslian situs web yang akan dikunjungi

- Instal solusi keamanan dengan database terbaru yang mencakup pengetahuan tentang sumber daya phishing dan spam terkini.

(Tin/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya