Istri Ridwan Kamil Positif Covid-19 Meski Sudah Divaksin, Ini Penjelasan Kemenkes

Nadia menyebut, vaksinasi Covid-19 yang diikuti Atalia Praratya bukan mencegah terpapar Covid-19. Melainkan melindungi dari fatalitas dan gejala berat akibat terjangkit virus SARS-CoV-2 itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2021, 12:31 WIB
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil saat memberi preview Bubos 2021 pada acara Jabar Punya Informasi di Gedung Sate Bandung, Jumat (16/4/2021). (Foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Jakarta - Istri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yakni Atalia Praratya positif terpapar Covid-19 meski sudah divaksinasi dua kali. Dia mengumumkan positif Covid-19 melalui akun Instagramnya, Sabtu, 17 April 2021.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan setiap orang berisiko terpapar Covid-19 di tengah pandemi, meskipun telah mengikutu program vaksinasi.   

"Selama masa pandemi, kemungkinan penularan akan tetap terjadi," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (19/42021).

Nadia menyebut, vaksinasi Covid-19 yang diikuti Atalia Praratya bukan mencegah terpapar Covid-19. Melainkan melindungi dari fatalitas dan gejala berat akibat terjangkit virus SARS-CoV-2 itu.

"Semua vaksin memiliki efikasi 65 sampai 95 persen, tidak ada yang 100 persen. Artinya risiko kita menjadi sakit sudah turun lebih dari 50 persen. Semua vaksin mencegah gejala berat dan perawatan sampai dengan 90 persen dan mencegah kematian lebih dari 95 persen," jelasnya.

 

Saksikan video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Mobilitas Tinggi

Ridwan Kamil dan Atalia Praratya di Desa Wisata Cinunuk, Garut, Jawa Barat, Kamis (30/1/2020) (Dok.Instagram/@ridwankamil/https://www.instagram.com/p/B77sCF6nOeY/Komarudin)

Nadia kemudian menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang terpapar Covid-19. Pertama, mobilitas orang yang terjangkit Covid-19 tinggi. Kedua, laju penularan virus asal Wuhan, China itu di lingkungan masyarakat sangat besar.

"Jadi kalau mobilitas tinggi dan juga kita ini dalam situasi pandemi yang artinya jumlah virus dan laju penularan sangat besar maka risiko untuk tertular juga besar," tutupnya.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya