IHSG Berpotensi Menguat, Simak Saham Pilihan pada Awal Pekan

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih menunjukkan peluang penguatan jangka pendek.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Apr 2021, 06:00 WIB
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas pada perdagangan saham Senin, (12/4/2021).

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih menunjukkan peluang penguatan jangka pendek.

IHSG dinilai sedang berusaha menembus level resistance terdekat. William menilai beberapa aksi korporasi dari emiten juga turut mewarnai pergerakan IHSG ke depan.

Selain itu, masih terjadinya aliran dana investor asing yang masuk secara year to date (ytd) juga turut memberikan sentimen terhadap pergerakan IHSG. Sepanjang tahun berjalan 2021, investor membukukan aksi beli bersih Rp 8,85 triliun.

"IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas. IHSG bergerak di 5.960-6.123,” ujar William dalam catatannya.

Sementara itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menuturkan, IHSG bakal menguat di awal pekan. Hans perkirakan, IHSG bergerak di kisaran support 6.000-5.944 dan resistance di level 6.150-6.230.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Sentimen yang Pengaruhi IHSG

Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hans menuturkan, tren naik di bursa saham Amerika Serikat (AS), diikuti imbal hasil obligasi AS yang stabil serta dukungan kebijakan bunga longgar the Federal Reserve serta indeks VIX yang rendah membuat peluang pasar saham melanjutkan kenaikan pekan ini.

Namun, gelombang ketiga COVID-19 dan masalah vaksin AstraZenecca menjadi katalis negatif pelaku pasar. Ia menambahkan, pergerakan indeks global akan dipengaruhi oleh laporan keuangan yang mulai keluar.

Hans menambah, sentimen yang pengaruhi pasar seperti International Monetary Fund (IMF) melakukan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2021, dari proyeksi Januari di level 4,8 persen menjadi 4,3 persen.

Pada 2022, PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 5,8 persen, lebih tinggi bila dibandingkan rerata pertumbuhan ekonomi global.

Prediksi pertumbuhan menggunakan asumsi yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Indonesia saat ini di peringkat 8 negara yang melakukan vaksin tercepat.

Ia menambahkan, pemerintah juga memberikan guyuran stimulus, seperti bantuan sosial kepada masyarakat dan memberi insentif dunia usaha seperti perpajakan.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan dengan bantuan dari Bank Indonesia (BI), OJK, maupun LPS, akan membawa perekonomian Indonesia pada  2021 tumbuh di kisaran 4,5 persen yoy hingga 5,3 persen yoy.

"Untuk kuartal I Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa estimasi GDP berada di -0.5 persen. Hal ini terjadi akibat PPKM dan pemulihan ekonomi yang lebih lamban dari perkiraan,” kata dia.

3 dari 3 halaman

Pilihan Saham

Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk pilihan saham yang dapat dicermati, William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

 Selain itu, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Sementara itu, Hans memilih saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

Untuk rekomendasi teknikal:

1.ADRO  berpeluang melemah, area sos di level 1.230 sampai 1.205. Area buy back jika break level 1.255 dan target pelemahan ke level 1.150 sampai 1.130.

2.CTRA  berpeluang melemah, area sos di level 1.175 sampai 1.150. Area buy back jika break level 1.200 dan target pelemahan ke level 1.100 sampai 1.050.

3.LPKR.JK berpeluang melemah, area sos di level 208 sampai 202. Area buy back jika break level 212 dan target pelemahan ke level 194 sampai 187.

4.LPPF.JK berpeluang melemah, area sos di level 1.660 sampai 1.530. Area buy back jika break level 1.690 dan target pelemahan ke level 1.460 sampai 1.300.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya