Ratusan Penyuluh Agama di Garut Mendapat Pembekalan Antiradikalisme

Kegiatan itu bertujuan menyampaikan informasi kepada masyarakat pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dan menghindari sikap radikalisme yang berpotensi memecah belah umat.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 08 Apr 2021, 20:00 WIB
Kegiatan itu bertujuan menyampaikan informasi kepada masyarakat pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dan menghindari sikap radikalisme yang berpotensi memecah belah umat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Sekitar 150 Penyuluh Agama Honorer (PAH) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendapatkan pembekalan wawasan kebangsaan dan anti kekerasan atau radikalisme mengatasnamakan agama.

Kegiatan itu digagas Kementerian Agama (Kemenag) bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) serta Pemda Garut, bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dan menghindari sikap radikalisme yang berpotensi memecah belah umat.

Bupati Garut Rudy Gunawan, mengatakan pemberian materi wawasan kebangsaan dan sikap anti radikalisme atas nama agama, penting bagi penyuluh agama, untuk memberikan informasi sekaligus pembinaan tentang radikalisme menyangkut moderasi keagamaan.

“Sampaikan informasi tersebut sebagai suatu pembinaan yaitu tentang radikalisme,” kata dia, Rabu (7/4/2021).

Rudy menyatakan, di tengah kembali maraknya aksi terorisme dan radikalisme atas nama agama, dibutuhkan wawasan kebangsaan termasuk pentingnya 4 pilar kebangsaan sebagai dasar bernegara bagi penyuluh agama.

Nilai kebangsaan mulai Pancasila, Undang-Undang 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan (Negara) Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mutlak diberikan bagi mereka.

“Sedangkan habluminallah itu tidak ada yang lain-lain, hanya Allah dan sunah-sunah Rasulullah serta ijtima-ijtima ulama juga,” ujar dia menegaskan.

Kepala Kemenag Kabupaten Garut, Cece Hidayat berharap, pemberikan materi wawasan kebangsaan penting untuk menghindari sikap radikalisme atas nama agama dan intoleransi antar agama.

“Penyuluh agama punya kewajiban untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat, bukan justru menjadi biang keladi radikalisme dan intoleransi,” ujar dia mengingatkan.

Menurutnya, sikap radikalisme akan menggerogoti nutrisi kebangsaan, sehingga berpotensi menimbulkan perpecahan antar umat.

“Nutrisi kebangsaan kita akan hilang karena kita punya pemahaman yang radikal, yang menjelek-jelekkan kelompok yang lain, mengkafir-kafirkan kelompok yang lain,” ujarnya.

Selain pemberian wawasan kebangsaan, dalam kesempatan itu diberikan pemahaman mengenai pentingnya peran serta Zakat Infaq Shadaqah (ZIS), di lingkungan Penyuluh Agama Honorer (PAH) untuk menopang kesejahteraan umat.

”Sehubungan memasuki bulan suci ramadan, BAZNAS melakukan roadshow tentang pemberian zakat,” ujar Ketua Baznas Garut Aas Kosasih.

Rencannya bulan ini, Baznas Garut bakal mendapatkan suntikan zakat profesi dari kalangan guru di bawah Dinas Pendidikan Garut khususnya sertifikasi guru sebesar Rp 2,2 miliar.

“Mudah-mudahan tanggal 10, 11, 12 akan masuk ke kita 2,2 miliar, juga dinas kesehatan ada tambahan signifikan, kemudian kementerian agama,” ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya