Vaksin COVID-19 Terbatas, Menkes Budi: Prioritas Vaksinasi Lansia, Baru Semua Guru

Vaksin COVID-19 terbatas di bulan April 2021, Menkes Budi menegaskan prioritas vaksinasi lansia, baru semua guru.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Apr 2021, 16:54 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi drive thru menggandeng Halodoc di JIEXPO Kemayoran, Rabu, 3 Maret 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Terkait suplai vaksin COVID-19 terbatas, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan, prioritas vaksinasi pada April 2021 diarahkan kepada lansia, baru semua guru atau tenaga pendidik.

"Dengan adanya keterbatasan vaksin COVID-19 pada bulan April 2021, kita arahkan agar disuntikan, terutama untuk para lansia dulu. Sebagian besar lansia dulu," tegas Budi saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 5 April 2021.

"Kalau ada jatah sisa, baru untuk semua guru. Karena rencananya guru akan (selesai) divaksinasi sampai Juni, supaya Juli 2021 kita mulai bertahap bisa membuka belajar tatap muka."

Pada Maret-April 2021, Budi Gunadi menyebut, vaksin yang tersedia sebanyak 20 juta dosis dari rencana 30 juta dosis. Ini akibat adanya embargo dari negara produsen vaksin, khususnya AstraZeneca, sehingga pengiriiman vaksin ditunda.

Keterbatasan dari suplai vaksin COVID-19, maka target sasaran prioritas penerima vaksinasi harus diperjelas. Lansia diprioritaskan karena rentan tertular virus Corona. Kematian COVID-19 lansia juga tinggi.

"Berdasarkan data yang ada pada kami, dari 1,5 juta orang yang sudah terpapar COVID-19, lansia di atas 60 tahun hanya 10 persen. Tapi dari 100 persen yang wafat, lansia itu 50 persennya. Jadi, kelihatan sekali, lansia ini berisiko tinggi," jelas Budi Gunadi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Lansia Paling Rawan Terpapar COVID-19

Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada lansia secara drive thru di RSUI, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). Program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit untuk lansia yang berdomisili di Depok dan sekitarnya ini digelar secara drive thru. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dari data Kementerian Kesehatan, lanjut Budi Gunadi Sadikin, orang yang masuk rumah sakit dari kategori bukan lansia hanya sekitar 10 persen. Namun, persentase lansia yang terpapar COVID-19 dan masuk rumaha sakit tinggi.

"Kalau lansia hampir tiga kali lipatnya (masuk rumah sakit). Kita juga lihat fatality rate. Di Indonesia, rata-rata 2,78 atau 2,7 lansia meninggal akibat COVID-19," lanjutnya.

"Jumlah tersebut 4 kali lipat (dibandingkan usia lainnya), sehingga bisa kelihatan bahwa usai 60 tahun adalah orang-orang yang paling rentan, paling rawan untuk terkena dan wafat (akibat COVID-19)."

Budi juga menambahkan, adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro, kasus COVID-19 menurun. Hal ini seiring dengan pasien yang masuk rumah sakit menurun serta kematian menurun.

"PPKM mikro ditambah dengan vaksinasi juga jadi kombinasi yang baik (turunkan kasus COVID-19)," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19

Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya