LPI Resmi Beroperasi, Wika Jajaki Peluang Proyek Skala Besar

Pemerintah akan lebih selektif dalam membiayai sektor-setor infrastruktur di Tanah Air melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI)

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Feb 2021, 22:16 WIB
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) pada Selasa, 16 Februari 2021.

Jokowi melantik Ridha Wirakusumah menjadi Direktur Utama LPI. "INA dikelola oleh putra putri terbaik bangsa yang berpengalaman di kancah profesional internasional, yang dijaring panitia seleksi head hunter profesional," kata Jokowi dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com.

Selain melantik Ridha Wirakusumah, Jokowi juga melantik Arief Budiman sebagai Wakil Direktur Utama LPI, Stefanus Ade Widjaja sebagai Direktur Investasi LPI, Marita Alisjahbana sebagai Direktur Risiko LPI, dan Eddy Porwanto sebagai Direktur Keuangan LPI.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Mahendra Vijaya menuturkan, kehadiran sovereign wealth fund (SWF) atau LPI akan membuka peluang perseroan untuk memperoleh proyek lebih banyak dengan skala besar.

Saat ditanya mengenai potensi divestasi proyek, Mahendra menuturkan, pihaknya masih dalam kajian. “Kami masih mengkaji secara mendalam dan prudent beberapa aset yang mungkin bisa didivestasi,” kata dia lewat keterangan tertulis, Rabu (17/2/2021).

Sebelumnya, Pemerintah akan lebih selektif dalam membiayai sektor-setor infrastruktur di Tanah Air melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Seluruh sektor tersebut, harus memiliki efek yang besar.

Ketua Dewan Direktur LPI, Ridha Wirakusumah mengatakan, sesuai dengan mandat sektor infrastruktur memang menjadi salah satu yang akan dikerjasamakan dengan investor untuk dibiayai. Salah satu menjadi fokus saat ini adalah jalan tol.

"Infrastruktur itu kan banyak sekali, harus dipilah-pilah lagi. Lalu kita sekarang akan mengosentrasikan yang toll road," jelasnya, dalam konfersin pers di Istana Negara, Selasa, 16 Februari 2021.

Dia menjelaskan, salah satu alasan memilih toll road, karena sektor ini memiliki multiple effect yang cukup besar. Kemudian, nilai dari investasi pembangunan jalan tol cukup tinggi sekali.

"Tapi toll road itu pun, ini sekarang saya ngomong detail sebagai CEO ya, kita harus melihat dan kerja sama dengan pemilik tol apakah Waskita, Hutama, Wika, Jasa Marga," ujar dia.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Gandeng BUMN

Dia menuturkan, keinginannya untuk bekerja sama dengan BUMN tersebut jika ada investor masuk menyertakan modalnya. "Jadi kami secara sinergi harus bersama-sama sebagai pemiliki, membetulkan tol ini bisa dioptimasikan bagaimana. Sehingga kemajuannya betul-betul terlihat nyata secara bersama-sama," ujar dia.

Dia menekankan, LPI ini bukan hanya cari uangnya saja. Sebab LPI ingin sama-sama dengan investor untuk bisa memperbaiki kinerja agar toll road jauh lebih baik lagi, meskipun saat ini memang sudah dalam kondisi baik.

Di sisi lain adanya uang dari luar, investasi akan pengembangan tol jadi lebih cepat, lebih bagus, dan optimal. Dan nilai tambahnya lebih cepat untuk masyarakat Indonesia.

"Yang saya sampaikan memang pertama dilihat pertama adalah sektor infrastruktur. Itu banyak sekali, walau saya tidak bisa ungkapkan dulu yang mana. Yang tol yang akan kita jalankan dulu, nanti sisanya, apakah airport kah, pelabuhan, atau infras yang lain, sudah ada daftarnya tetapi kami belum siap mengungkapkan karena kami akan telaah betul-betul dengan teliti," paparnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya